Rasa-rasanya, Anda sudah bosan berulang kali memberi tahu Si Dia bagaimana harus meletakkan handuk yang basah. Atau, merokok di rumah/ mobil, mencuci piring dan gelas usai digunakan, mematikan televisi, mencuci mobil, membobol tabungan dan berbelanja sembunyi-sembunyi, hingga mengacak-acak isi lemari.
Semua upaya itu seperti menguap saja tanpa bekas. Dan, semakin hari Anda pun semakin senewen menghadapi kebiasaan buruk Si Dia.
Meninggalkan Handuk Basah
Bagi pria, handuk basah yang ditinggalkan sembarangan bukanlah hal yang perlu diributkan. Di mana pun letaknya, tidak terlalu menjadi masalah, karena ada hal lain yang lebih penting untuk diurus seperti menyiapkan keperluan kantor atau aktivitas lain.
Bila Anda merasa terganggu dengan kebiasaannya ini, jangan tolerir dan diam saja. Segera bicarakan, begitu kebiasaannya terulang.
Utarakan dengan pilihan kata yang baik dan alasan yang masuk akal, bukan hanya karena tak nyaman. Misal, handuk basah akan membuat kasur lembap, handuk yang tidak langsung digantung akan menimbulkan jamur/ bau, dan sebagainya.
Membiarkan orang lain tahu bila tindakannya mengganggu sesegera mungkin, lebih efektif menarik perhatiannya ketimbang Anda mengomel setiap hari. Bisa jadi kebiasaan buruk itu dilakukan secara tidak sadar. Dan, bisa jadi pula pasangan tidak tahu bila Anda terpengaruh olehnya.
Nah, mengutarakan ketidaknyamanan Anda sesegera mungkin juga dapat "memotong" ritual Si Dia.
Jangan lupa, persiapkan diri untuk mendengar apapun alasan si Dia. Membicarakan dengan suasana yang baik dan waktu yang tepat, terbukti efektif memberi perubahan kebiasaannya. Selain itu, akan jauh lebih mudah menerima masukan jika Anda merasa didengar dan diakui, ketimbang diabaikan.
Merokok Sembarangan
Kebiasaan menghisap rokok memang tidak selalu bisa dikatakan mengganggu Anda. Namun jika menghisap rokok dilakukan dalam ruang rumah yang tertutup, dalam mobil yang sedang melaju, atau dalam kamar mandi yang digunakan bersama, sudah tentu membuat Anda tidak senang.
Mengkritik langsung kebiasaan yang berkaitan dengan adiksi, tentu tidak akan mudah diterima oleh Si Dia. Anda sebaiknya mencari cara lain yang lebih nyaman untuk mengkritiknya.
Mengutarakannya sembari bermain dan becanda saat akan tidur, mungkin bisa jadi sebuah solusi. Sembari menggelitik punggungnya, tuliskan kata rokok di punggungnya dan mintalah ia menebak apa yang Anda tuliskan. Lalu, beri ia sebuah cerita mengapa Anda memilih kata itu. Selanjutnya, beri dukungan si Dia untuk berubah dengan menyediakan asbak di ruang-ruang tertentu ia boleh merokok.
Bila di perjalanan ia merokok, mintalah Si Dia untuk segera mencari tempat persinggahan atau membuka jendela-jendela sehingga asap rokok tidak banyak terperangkap dalam ruang mobil yang sempit.
Mencuci Piring/Gelas
Si Dia tidak pernah mencuci piring/gelas setelah makan? Cobalah lebih terbuka memahaminya. Jangan dulu mencela atau menuduhnya tidak mengerti kelelahan Anda dengan segudang kewajiban ibu rumah tangga.
Bisa jadi, itu salah satu kebiasaan yang masih dibawanya dari masa lalu. Atau, memang ia tidak punya alasan untuk melakukannya segera namun mudah melupakan seketika.
Yang harus dilakukan, ajak Si Dia untuk membantu pekerjaan dapur yang melelahkan itu. Ciptakan suasana menyenangkan saat bersama-sama membereskan piring dan gelas kotor di dapur. Jangan bosan untuk mengulang ritual ini hingga ia terbiasa membereskan piring setelah makan malam.
Lupa Mematikan Televisi
"Lho, kok malah televisi yang menonton suamiku?" mungkin itu yang ada di benak Anda tiap kali melihat Si Dia tertidur di depan televisi. Kesal dengan sikapnya yang menghambur-hamburkan listrik, sah-sah saja Anda rasakan. Tapi, bukan berarti solusinya adalah marah-marah dan menudingnya pembuat tagihan listrik membengkak.
Coba dampingi sekali dua kali kebiasaan Si Dia menonton televisi. Cari tahu mengapa ia suka menghabiskan waktu sebelum tidur di depan televisi atau acara apa yang membuatnya betah berlama-lama menonton televisi.
Tawarkan untuk menggunakan program auto shut down atau program sleep di jam-jam ia pergi tidur. Jika sekali dua kali ia lupa melakukannya, jangan salahkan! Kadangkala, menghadapi kebiasaan buruknya, pasangan tidak bisa langsung berubah secara instan. Anda pun mesti kerap mengulang serta mengingatkannya.
Mencuci Mobil
Giliran Anda menggunakan, mobil selalu kotor dan dekil. Malu, dong, mau bertemu relasi dengan mobil dekil begitu! Ujung-ujungnya, Anda pun mencuci mobil dengan sukarela. Dan, ini bukan sekali dua kali Anda melakukannya. Sepertinya setiap kali sehabis keluar kota, Si Dia tidak langsung mencuci mobil. Sesekali Anda memang perlu memberi kritik pada hal-hal sepele yang dilupakannya.
Namun tetap gunakan cara cerdas dalam mengkritik Si Dia. Cobalah memberinya kritik yang konstruktif, misalnya mengajaknya menjadwalkan ke tempat pencucian mobil setiap kali setelah menggunakan mobil keluar kota maupun di musim hujan. Atau, buat kesepakatan untuk memotong uang jajan masing-masing bila kelupaan membawa mobil ke tempat pencucian mobil.
Belanja Sembunyi-sembunyi
Diam-diam atau tanpa sepengetahuan Anda, Si Dia membeli home theatre baru. Tahu-tahu, barang itu sudah dikirim ke rumah dan Anda tidak mungkin menolak kurir toko elektronik yang sudah bersusah payah menurunkan pesanannya. Kesal? Sudah pasti. Malah kadang Anda curiga, jangan-jangan pasangan tidak punya itikad baik untuk menyisihkan uang demi masa depan dan anak-anak.
Jangan biarkan Anda dikuasai pikiran negatif. Anda pun perlu sedikit mengubah fokus.
Daripada terus membidik perhatian Anda pada kebiasaan menjengkelkan pasangan, sudah saatnya belajar mengubah perspektif ke sisi indah di diri pasangan. Bisa jadi, Si Dia melakukannya hanya untuk menyenangkan Anda. Sedangkan menurutnya, Anda terlalu perhitungan panjang untuk membeli kesenangan diri sendiri.
Lihatlah, berpikir positif dan sedikit mengubah fokus bisa membuat Anda melihat banyak solusi ketimbang senantiasa berpikir negatif. Anda pun dapat melihatnya memiliki kualitas yang lebih layak menerima pujian yang Anda diabaikan.
Mengacak-acak Isi Lemari
Rasanya capek juga kalau harus memebereskan isi lemari setiap kali Si Dia habis memilih pakaian. Namun mau bagaimana lagi? Setiap kali Anda berusaha memilihkannya pakaian, ia juga tidak terlalu suka dengan pilihan Anda. Dan, akhirnya, diacak-acaklah isi lemari pakaian.
Bila dirasa mengganggu, sebaiknya pikirkan untuk mengorganisir ulang isi lemari. Anda bisa mencoba dari memisahkan pakaian Si Dia secara fungsional. Misal, celana kantor dan pakaian kantor, pakaian kasual, pakaian tematik dan sebagainya.
Pertimbangkan pula untuk memberi Si Dia lebih banyak space untuk menggantung pakaiannya, sehingga bila ia mengaduk-aduk isi lemari tidak terlalu berantakan.
Bisa juga dengan mengatur isi lemari sesuai kebiasaan Si Dia mengombinasi pakaian sehari-hari. Misal, meletakkan pakaian bawahan di gantungan karena ia suka berganti-ganti model dan warna celana panjang, atau melipat kemeja sesuai gradasi warna karena ia suka mengenakan pakaian dengan kontras yang menyolok, dan sebagainya.
Jangan lupa, diskusikan ide-ide yang akan Anda lakukan dengan lemari pakaian Anda bersama sehingga ia mengerti permasalahan Anda juga.
Laili Damayanti
KOMENTAR