KARNAVAL MEMOMPA KEBERANIAN ANAK
Sebaiknya si kecil jangan dilarang ikut karnaval, ya, Bu-Pak. Soalnya, dengan ia ikut karnaval, banyak sekali manfaat yang bisa dipetik. Salah satunya, urai Puji,"ia belajar sesuatu yang baru." Bukankah kegiatan ini tak pernah dilakukan di rumahnya?
"Ia juga belajar mengenal berbagai variasi baju daerah. Selain, mengenal lingkungan yang lebih luas sehingga sosialisasinya juga lebih bagus." Tak hanya itu, di karnaval juga ada kompetisinya, lo. Misal, harus berbaris yang rapi supaya menang. "Nah, ini akan merangsangnya agar bisa mandiri."
Biasanya di karnaval juga ada panggung gembira. Nah, ini bisa memompa keberanian anak. Misal, ia diminta tampil di panggung dengan baju daerah yang dikenakannya dan diminta memperkenalkan daerah asal baju tersebut, "Nama saya Nina. Saya memakai baju Raden Ajeng Kartini dari Jawa Tengah." Meskipun ia mungkin tak tahu Jawa Tengah itu di mana, namun yang terpenting ia berani untuk tampil. "Hal ini sangat bermanfaat untuk mengembangkan kepribadian dan konsep dirinya."
Selanjutnya, orang tua bisa mengembangkan karnaval sebagai ajang untuk menanamkan konsep nasionalisme pada anak. Misal, dengan memperkenalkan baju yang dikenakan teman-temannya dari daerah mana saja, "Baju yang dipakai Odi itu dari daerah asalnya keluarga Om di sebelah rumah kita yang orang Manado itu, lo. Bagus, ya. Baju yang dipakai Putu juga bagus, itu dari daerah asalnya, yaitu Bali. Kalau baju yang dipakai Soleha itu dari Betawi. Semuanya bagus-bagus, ya. Nah, semua daerah itu adalah bagian dari negara kita, Indonesia."
Orang tua juga bisa menerangkan warna bendera negara kita. Bukankah di panggung gembira biasanya dipasang banyak bendera merah-putih dalam berbagai ukuran? "Terangkan pula bahwa semua keramaian itu dalam rangka merayakan ulang tahun kemerdekaan negara kita, makanya kita menghias jalan-jalan, sekolah, gedung-gedung, dan bahkan rumah kita. Sama seperti kalau kita ulang tahun, rumah pun dihias."
Bagaimana negara kita merdeka juga bisa sedikit diterangkan. Tentu dengan bahasa yang mudah dimengerti anak usia ini. Misal, dengan mencontohkan perjuangan dari kakeknya dalam merebut kemerdekaan. "Kadang, di karnaval orang-orang juga tak hanya memakai baju daerah, tapi baju tentara dan atribut perang pun ada dengan replika senjata bambu runcing serta panser-pansernya. Nah, orang tua bisa menerangkan kepada anak bahwa itulah senjata yang digunakan untuk merebut kemerdekaan kita dari penjajah," demikian papar Puji.
HARUS YANG SEHAT
Ini syarat mutlak, lo. Jadi tak bisa ditawar-tawar lagi. Jangan sampai orang tua memaksakan anaknya yang sedang sakit untuk ikut karnaval. Ingat, lo, Bu-Pak, dalam karnaval ia akan "terpanggang" terik matahari. "Bisa-bisa nanti tambah parah sakitnya," ujar Puji. Jadi, kalau si kecil memang lagi tak begitu sehat, bujuklah agar ia jadi penonton saja. Toh, masih ada kesempatan di tahun-tahun berikutnya untuk ia ikut karnaval.
KOMENTAR