Tapi bukan berarti Anda boleh marah-marah untuk melampiaskan kekesalan pada pengasuh. Jangan pula tergesa-gesa memecatnya dengan alasan ia sudah "merebut" peran Anda. Pikirkan baik-baik keputusan tersebut. Salah-salah si kecil malah semakin rewel karena kehilangan orang yang selama ini dekat dengannya.
Lebih baik pelajarilah bagaimana cara yang diterapkan pengasuh pada anak. Selama itu positif, ibu dan ayah bisa menirunya. Sediakanlah waktu lebih banyak buat anak. Tak cukup di hari libur, pada hari biasa pun Anda bisa menyempatkan diri kendati cuma sebentar.
Kecuali itu, orangtua pun bisa tetap memonitor anak dari jauh. "Misalnya ngobrol lewat telepon buat anak yang sudah bisa bicara," saran Suprapti. Berikan kesempatan pada buah hati Anda untuk "bercerita" lewat telepon tentang kegiatannya hari itu. Pancinglah ia dengan pertanyaan yang menarik, misalnya, "Eh, makananmu hari ini, enak atau tidak? Wah, bagi-bagi Ibu, dong!"
Hindari mengulang pertanyaan yang membosankan, misalnya, "Sudah makan belum? "Sudah minum susu?" dan seterusnya.
Kecuali itu, selama Anda bekerja jangan cuma mengandalkan pengasuhan si kecil pada satu orang. Libatkan pula pembantu lain yang ada di rumah. Begitu juga saudara yang tinggal bersama Anda. Entah itu ipar atau keponakan. "Hal tersebut untuk menghindarkan si kecil dari ketergantungan hanya pada satu orang," tegas Suprapti.
Misalnya, sesekali si kecil dimandikan ipar Anda atau makan siang bersama pembantu rumah tangga (PRT), sementara babysitter makan siang atau istirahat.
ATURAN MAIN
Sah-sah saja Anda menganggap kehadiran babysitter sangat membantu. Tapi perlu diingat, urusan pendidikan, pengasuhan, dan perawatan anak, tetap berada di tangan Anda. Anda yang punya aturan main, babysitter hanyalah pelaksana. Jangan sebaliknya, dia yang mengatur Anda.
Banyak terjadi, para ibu mulai mengeluh ketika si pengasuh bertindak semaunya. Si pengasuh merasa dirinya paling mengerti kebiasaan anak sehingga dialah yang bisa memutuskan dan memilih aturan. Misalnya, membolehkan si anak main atau tidak, membolehkan si anak jajan atau tidak.
Hal tersebut tak akan terjadi bila dari awal Anda sudah menerapkan aturan main pekerjaan. Sejak pertama babysitter datang ke rumah, beri tahu apa saja tanggung jawab dan tugas-tugasnya. Kemudian, beri ia pengetahuan tentang perkembangan anak, misalnya memberi tahu bahwa saat usia batita anak sering ngotot dengan kemauannya, sehingga kita harus lebih sabar. Bukan dengan cara selalu menuruti kemauannya.
Jangan segan untuk langsung menegur saat ia melakukan kesalahan. Jangan membiasakan untuk menundanya. Misalnya, si babysitter tidak langsung mengganti popok saat si kecil ngompol. Beri ia pengertian bahwa air kencing yang dibiarkan akan membuat kulit si kecil merah dan gatal-gatal.
Jangan bosan mengajari dan membekali babysitter dengan pengetahuan tentang anak. Beri ia bacaan ringan yang bertema pengasuhan, baik itu kesehatan maupun psikologi. Perlu Anda ingat, bekal pengetahuan babysitter tentang pertumbuhan dan perkembangan balita sangatlah minim. Karena kebanyakan penyalur/yayasan babysitter hanya memberi pendidikan beberapa minggu saja. Itu pun cuma dasar-dasarnya saja.
KOMENTAR