BERKEMBANG KRONIS
Hepatitis A bisa sembuh dengan sendirinya (self limiting disease) tanpa berpengaruh terhadap sel-sel hati selanjutnya. Meski tak akan berkembang menjadi kronis, namun hepatitis A bisa berat bila terjadi komplikasi, misal, kuningnya berkepanjangan atau kambuh lagi/berulang (relaps). Tentu memerlukan waktu lama untuk penyembuhannya. "Ini akan berdampak pada produktivitas individu, biaya perawatan yang cukup besar, dan pada anak usia sekolah akan mempengaruhi pelajarannya sehingga akan berdampak pada kualitas anak tersebut," papar Zuraida.
Pada hepatitis B dan C, virus di dalam sel hati bisa berkembang biak dan menyebabkan sirosis hati (pengerasan hati) yang bisa menimbulkan kanker hati. "Hepatitis B dan C bisa menjadi kronis karena virus berreplikasi. Disebut kronis kalau setelah 6 bulan masih didapatkan virus di dalam darah." Jika respon imun-nya kuat, maka virus akan keluar dari sel-sel hati. Kalau daya tahan kurang, virus akan berreplikasi sehingga lama-lama terjadi sirosis dan komplikasinya. Untuk mendiagnosis apakah anak menderita hepatitis A, B, atau C, dilakukan pemeriksaan serologis dan uji fungsi hati.
"Tapi pemeriksaan ini juga masih mahal," ujar Zuraida, sehingga harus dipilah-pilah; anaknya usia berapa, apakah ia sering jajan, apakah pernah disuntik atau pernah mendapat transfusi darah? "Kalau kita curiga anak sering jajan, kita periksa apakah ia terkena hepatitis A dan sebagainya." Tapi kalau ia pernah disuntik atau mendapat transfusi darah akan diperiksa, apakah ia menderita hepatitis B atau C. "Jadi, tak semua pemeriksaan dilakukan demi pertimbangan biaya, kecuali memang buat mereka yang mampu."
VAKSINASI
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk pencegahan hepatitis adalah imunisasi, khususnya hepatitis A dan B. Hepatitis A dipengaruhi oleh faktor sanitasi dan higiene, misal, lingkungan yang kotor. "Biasanya kita anjurkan untuk vaksinasi hepatitis A." Tapi umumnya, vaksinasi diberikan untuk anak-anak yang justru berasal dari lingkungan bersih. Alasannya, mereka justru belum punya kekebalan. Sebaliknya, anak-anak dari daerah yang lingkungannya kurang baik, umumnya sudah memiliki kekebalan.
Jadi, sudah membentuk kekebalan alamiah meski tanpa ada gejala. "Badannya sudah kebal." Vaksinasi diberikan biasanya saat anak di atas usia 2 tahun. Pada hepatitis B, upaya yang dilakukan adalah memotong lingkaran transmisi vertikal. Dianjurkan agar ibu hamil untuk periksa hepatitis B. "Kalau kita tahu si ibu mengandung hepatitis B, anak harus segera divaksinasi setelah lahir."
Jikapun si ibu tak diperiksa, anak sedapat mungkin juga divaksinasi kurang dari seminggu setelah lahir. "Untuk pencegahan saja agar anak sudah memiliki kekebalan sejak bayi." Sedangkan vaksin hepatitis C sampai saat ini belum ada karena virus hepatitis C mudah berubah sifatnya. Jadi, tindakan yang dilakukan dengan uji tapis darah sebelum anak mendapat transfusi, misal, karena penularan yang paling banyak melalui transfusi darah.
Penting diketahui, tak ada pengobatan khusus untuk hepatitis A, B, maupun C. Pada anak hepatitis A, yang harus dilakukan adalah istirahat cukup dan makan makanan yang baik. "Kalau mual, makanan mengandung lemak sebaiknya dikurangi." Selain, anak harus diisolasi agar tak menularkan pada orang lain di sekitarnya. Hasto Prianggoro
HARUS SERING DIPANTAU
Segera bawa anak ke dokter jika bola mata sudah tampak menguning atau air kencing berwarna gelap. Anak akan dievaluasi untuk menentukan apakah terkena hepatitis A, B, atau C. Yang harus diperhatikan benar, jika terkena hepatitis B atau C, "anak harus sering dipantau. Biasanya 2 bulan setelah gejala, enzim hatinya diperiksa," kata Zuraida. Hepatitis B dan C tak akan berulang, tapi bisa menjadi kronis atau berlanjut. Akibat lebih parah bisa macam-macam, antara lain kanker hati.
MENCEGAH PENULARAN
Hepatitis A paling banyak menyerang anak. Nah, untuk memotong rantai penularannya, lakukan cara-cara yang dianjurkan Dr. Zuraida berikut ini:
* Perbaikan Higiene Makanan dan Minuman Virus hepatitis bersifat tahan panas. Jadi, masaklah air dan makanan sampai mendidih selama minimal 10 menit. Cuci dan kupas makanan, terutama yang tak dimasak, serta minum air dalam kemasan (kaleng/botol) bila kualitas air minum nonkemasan tak meyakinkan.
* Perbaikan Higiene Sanitasi Lingkungan Karena transmisi hepatitis A yang utama melalui fekal oral, maka higiene sanitasi lingkungan harus betul-betul diperhatikan. Cuci tangan bersih-bersih setelah buang air besar, sebelum makan, atau sesudah memegang popok/celana.
* Isolasi Pasien Jangan lupa, penularan hepatitis A lainnya adalah kontak erat antar individu. Jadi, anak yang terkena hepatitis A sebaiknya diisolasi; jangan masuk "sekolah" atau bermain dulu sampai 2 minggu setelah timbul gejala.
KOMENTAR