Hati-hati jika si kecil tampak lemas, lesu, mual, atau muntah. Mungkin saja merupakan indikasi terkena hepatitis.
Sebagaimana kita ketahui, ada 3 macam hepatitis, yaitu hepatitis A, B, dan C. Penyakit akibat virus yang merusak hati ini ditularkan melalui berbagai cara. Pada hepatitis A, terang Dr. Zuraida Zulkarnain, Sp.A(K) dari Sub. Bagian Hepatologi Anak FKUI-RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta, penularan yang utama melalui fekal oral (kotoran) akibat kontak erat individu dan melalui makanan serta minuman yang terkontaminasi. Misal, dari makanan yang sudah tercemar oleh virus.
Mengingat anak balita, sudah mulai bersosialisasi dan cenderung jajan sembarangan, maka mereka berisiko besar tertular hepatitis A. "Tapi usia 1 sampai 2 tahun, risikonya masih kecil karena anak belum mulai jajan."
Bayi, apalagi, sangat jarang terkena hepatitis A karena masih memiliki kekebalan dari ibu. Pada hepatitis B, penularannya lain lagi, melalui transfusi darah dan jarum suntik. Disamping, bisa karena transmisi vertikal (dari ibu) dan kontak erat antar anggota keluarga, sehingga perlu dilakukan usaha untuk memutuskan rangkai penularan sedini mungkin dengan cara vaksinasi.
Sementara hepatitis C, penularannya sama seperti hepatitis-B, yang utama juga melalui jarum suntik atau transfusi darah. Malah, 80 persen pasien dengan hepatitis kronis pasca transfusi, penyebabnya adalah hepatitis C. "Hampir setiap anak yang mendapat transfusi darah atau produk darah dari donor yang mengandung anti hepatitis C akan terinfeksi." Selain itu, hepatitis C juga bisa ditularkan melalui transplantasi organ, transmisi intrafamilial (penularan yang terjadi dalam keluarga yang salah satu anggota keluarganya menderita hepatitis C), dan lewat transmisi perinatal dari ibu ke anak.
TANPA GEJALA
Kebanyakan hepatitis akan muncul tanpa gejala. Pada anak usia 1-2 tahun, 85 persen tanpa gejala; 50 persen pada anak usia 3-4 tahun; dan 20 persen pada anak di atas usia 5 tahun. "Hepatitis B dan C pada anak, biasanya juga tanpa gejala atau dengan gejala ringan," ungkap Zuraida.
Pada hepatitis B, lanjutnya, jika ibu hamil mengandung hepatitis B, maka biasanya gejala tak muncul pada bayi. "Justru muncul kemudian saat ia memasuki usia produktif, sekitar usia 35-40 tahun." Ini justru berbahaya karena bisa mengakibatkan komplikasi hepatitis, misal, sirosis atau tumor hati. "Umumnya berasal dari bayi yang terkena infeksi dari ibunya." Karena tak ada gejala yang jelas, maka diagnosis hanya bisa diketahui melalui pemeriksaan awal laboratorium dan uji serologis.
Celakanya, dengan tak ada gejala, biasanya justru merupakan sumber penularan untuk orang lain, khususnya hepatitis A yang merupakan sumber infeksi untuk orang dewasa di sekitarnya. 4 STADIUM Jika muncul gejala, umumnya gejalanya sama, baik pada hepatitis A, B, maupun C. Gejala Hepatitis A sendiri dibagi dalam 4 stadium. Pertama, masa inkubasi yang dapat berlangsung selama 18-50 hari, dengan rata-rata kurang lebih 28 hari, waktu antara terpapar oleh virus sampai timbulnya gejala.
Setelah masa inkubasi, stadium kedua adalah masa prodromal (pra-ikterik) yang dapat berlangsung selama 4 hari sampai 1 minggu. Pada masa ini biasanya muncul gejala-gejala khas seperti lesu, lelah, anoreksia (kehilangan nafsu makan), nausea (mual), muntah, muncul rasa tak enak di bagian kanan atas perut, demam, merasa dingin, sakit kepala, gejala seperti flu, sakit tenggorokan, dan batuk.
Muntah yang biasanya terjadi jarang menjadi berat dan tak berlangsung lama. "Bila muntah menetap dan mengakibatkan dehidrasi serta gangguan keseimbangan elektrolit, harus dipikirkan kemungkinan varian virus hepatitis yang lebih serius atau ada komplikasi lain yang tak berhubungan dengan hepatitis," tutur Zuraida.
Stadium tiga, masa ikterik. "Kencing mulai berwarna lebih gelap seperti teh.Kadang, kotoran yang biasanya berwarna kuning kini lebih pucat warnanya." Kuning ini biasanya menghilang dalam 2 minggu. Pada penelitian di Bagian Anak RSUPN Cipto Mangunkusumo, demam, ikterus, serta urin yang berwarna gelap merupakan gejala utama penderita yang dirawat. "Gejala anoreksia, lesu, lelah, nausea, dan muntah yang sudah terjadi pada masa pra-ikterik menjadi lebih berat untuk sementara waktu pada masa ikterik." Setelah 2 minggu, ikterik akan hilang, kemudian memasuki masa penyembuhan.
KOMENTAR