TabloidNova.com - Duta Besar Indonesia untuk Belanda, Retno Lestari Priansari Marsudi, mengaku tak menyangka terpilih menjadi menteri pada pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla. Terlebih lagi, dia menjadi perempuan pertama yang menjadi Menteri Luar Negeri Indonesia.
Retno bercerita dia dihubungi mantan Deputi Tim Transisi Andi Widjajanto pada Sabtu (18/10/2014) sore waktu Den Haag. "Saya dapat telepon dari pak Andi, diminta untuk bertemu dengan pak Jokowi segera, dan malam itu juga saya berusaha untuk mendapatkan tiket," kenang Retno.
Tiket pesawat pun didapatnya untuk waktu keberangkatan keesokan harnya. Lalu, pada Senin (21/10/2014) siang, Retno sudah tiba di kediamannya di Depok, Jawa Barat. Pada sore harinya, Retno mengaku kembali ditelepon Andi.
"Saya diminta malam itu juga ketemu dengan bapak presiden. Jadi saya ketemu dengan pak presiden, Senin tengah malam," kata Retno.
Lantaran masih menjabat sebagai duta besar, alumni jurusan Ilmu Hubungan Internasional Universitas Gajah Mada angkatan 1981 itu pun masih tetap mengerjakan tugas-tugas sebagai dubes sembari menjalani proses seleksi menteri.
Apa alasan Retno mau menerima tawaran sebagai menteri? "Ada perintah. Perintah untuk mengabdi. Saya selalu berusaha bekerja dengan hati apalagi Presiden Jokowi katakan kerja, kerja, kerja, untuk rakyat," ungkap mantan Direktur Eropa dan Amerika Kementerian Luar Negeri itu.
Retno mengaku sudah memiliki program kerja untuk meningkatkan peran Indonesia di kancah internasional. Retno mengatakan, program itu dalam waktu dekat akan segera diserahkan kepada Presiden Joko Widodo.
"Yang paling utama itu birokrasi luar negeri. Itu saya sudah punya tim, dan tim saya sudah menyiapkan. Tinggal saya memberikan ke Presiden Jokowi," kata Retno di Istana Negara, Minggu (26/10/2014).
Retno merupakan Menlu perempuan pertama yang dimiliki Indonesia. Ia merupakan salah satu sosok diplomat senior yang menapaki karier diplomatnya pada tahun 1986.
Pada 1997, Retno menjabat sebagai sekretaris satu bidang ekonomi di Kedutaan Besar Indonesia di Belanda. Di sana, Retno menjabat hingga 2001. Selanjutnya, Retno dipercaya menjadi Direktur Eropa dan Amerika. Pada 2003, ia mendapatkan promosi menjadi Direktur Eropa Barat.
Selang dua tahun kemudian, Retno menjadi Dubes RI di Norwegia dan Islandia. Selanjutnya, Retno dipercaya menjadi Direktur Jenderal Amerika dan Eropa. Bagi Retno, dunia diplomasi sangatlah menarik dan dinamis. Seorang diplomat harus menjalani mobilitas yang tinggi dan berinteraksi dengan berbagai golongan masyarakat.
Kini, Retno mulai mempersiapkan diri untuk menyiapkan sejumlah agenda pertemuan internasional seperti KTT APEC di Beijing pada 10-11 November, KTT ASEAN di Myanmar 12-13 November, dan KTT G20 di Australia pada 15-16 November.
Kompas.com/Sabrina Asril/Dani Prabowo
KOMENTAR