Semua aktivitas seksual menjadi sehat sepanjang dilakukan dengan benar dan melalui aturan tepat. Bagaimana dan apa saja yang harus diperhatikan?
"Bicara aktivitas seksual, tidak ada patokan tertentu soal berapa kali, berapa banyak, atau berapa lama melakukannya. Pasalnya, setiap pasangan memiliki aturan main berbeda-beda," jelas dr. Ferryal Loetan, ASC & T, Sp.RM, Mkes.-MMR, konsultan seks sekaligus Kepala Humas Rumah Sakit Persahabatan, Rawamangun, Jakarta.
Yang penting, ada 3 kunci yang harus dikuasai. Pertama, pasangan harus mengerti aktivitas seksual yang dibutuhkan kedua belah pihak (laki-laki dan perempuan). Kedua, sama-sama menginginkan tanpa unsur paksaan dan ketiga, dilakukan dengan senang untuk memperoleh kepuasan. Nah, jika ketiga syarat ini terpenuhi, berapa kali, berapa banyak, atau berapa lama dilakukan, tak masalah.
Di samping 3 syarat tadi, aktivitas seks sangat berkaitan dengan faktor psikologis. Misalnya, aktivitas seksual pasangan muda yang baru menikah, tentu sangat berbeda dengan yang sudah puluhan tahun menikah. "Ini bisa karena faktor kejenuhan, kurang variasi ataupun sesuatu yang diharapkan. Akibatnya, frekuensinya berkurang. Lebih parahnya, aktivitas seksual menjadi sesuatu yang lebih dipaksakan, tidak menyenangkan, apalagi memuaskan."
Kondisi fisik juga harus betul-betul dijaga. Sebab, dalam melakukan aktivitas seksual, kalori yang kita keluarkan sangat besar. Perbandingannya, satu kali berhubungan seksual sama dengan bertanding tenis dua set langsung. "Artinya, membakar lebih dari 3.000 kalori. Bisa dibayangkan jika sehari beberapa kali melakukan, berapa energi yang terkuras?" Apalagi yang harus diperhatikan agar seks sehat bisa tercapai?
FOREPLAY? HARUS!
Aktivitas seksual sebaiknya dilakukan mengikuti kaidah-kaidah tertentu, mencakup tahapan foreplay, intercourse, dan afterplay. Bagi wanita, tahapan foreplay-lah yang paling menentukan keberhasilan aktivitas seksual. "Foreplay adalah tahapan pemanasan yang dilakukan kedua belah pihak sebelum masuk ke tahapan intercourse. Ini penting karena sangat membantu membangkitkan gairah seorang wanita. Psikologis wanita sangat berbeda dengan pria. Seorang wanita butuh suasana yang romantis dan menyenangkan untuk bisa membangkitkan gairah seksualnya," jelasnya lagi.
Mulailah dengan oral communication, mengutarakan hal-hal mesra dan hujani pujian ke pasangan. Seperti 'aku sayang kamu', 'kamu sangat cantik', 'tubuh kamu bagus', dan seterusnya. "Dengan memuji penampilan, terutama mereka dengan tingkat percaya diri yang rendah, akan memberikan kepercayaan tambahan dan memberi alasan yang baik baginya untuk habis-habisan melakukan foreplay," ujar Ferryal.
Langkah berikutnya, mengatur mood dengan memperhatikan hal-hal yang bersifat romantis. Ciptakan suasana yang nyaman, kamar cukup hangat, lampu sedikit remang, dan alas tidur bersih. Jangan lupa untuk membuka pakaian pasangan Anda agar foreplay berjalan sukses. Banyak yang bilang, membuka pakaian dapat membangkitkan gairah !
Kemudian masuk ke tahapan manual communication yang melibatkan fisik. Seperti meraba, memeluk, berciuman, stimulasi titik rangsang, hingga perabaan daerah alat kelamin. Berapa lama sebaiknya foreplay dilakukan? Tak ada batasan waktu tertentu. "Bisa berjam-jam, tapi bisa juga hanya beberapa menit."
Beberapa tanda fisik yang memperlihatkan kesiapan wanita melakukan intercourse antara lain payudara mengencang karena pembuluh darah di sekitarnya melebar, puting susu mengeras dan menonjol keluar, terjadi pembasahan di daerah vagina yang disebabkan keluarnya cairan vagina. Lalu, mulai menumpuknya darah di vagina menyebabkan bibir kecil vagina (labia minor) membuka dan dengan sendirinya liang vagina juga mengendur. "Artinya, pasangan siap memasuki tahap intercourse. Dari segi medis, normalnya berlangsung antara 7 sampai 9 menit," tutur Ferryal.
AFTERPLAY JUGA PENTING
Tak jarang, pria menganggap aktivitas seksual berakhir begitu ejakulasi, lalu dengan seenaknya mereka berbalik badan kemudian mendengkur. Sementara si wanita langsung ditinggal begitu saja, tanpa pernah mau tahu apakah ia mengalami orgasme atau tidak. "Memang betul, ejakulasi membuat pria mengeluarkan banyak tenaga dan kalori. Badan pun jadi lemas dan capek. Tapi seperti halnya olahraga, setelah pemanasan, kita perlu juga pendinginan," tambah Ferryal.
Nah, di sinilah perlunya tahapan afterplay. Cobalah lakukan relaksasi usai berhubungan seksual dengan cara berbagi perhatian dan kasih.
Misalnya, dengan saling bertatapan mesra, berpelukan di tempat tidur, dan berciuman dengan penuh kasih sayang. Yang tak kalah penting, seperti juga foreplay, "Jangan segan-segan memberikan kata-kata pujian yang manjur kepada pasangan. Misalnya, 'Wah kamu memang istri/suami yang hebat'."
LEBIH DARI SEKALI
Di saat foreplay, perempuan membutuhkan waktu yang lama untuk mencapai ke puncak rangsangan. Sementara laki-laki lebih mudah terangsang. Karena itulah, pasangan harus pintar-pintar mengatur waktu supaya bisa mencapai orgasme dalam waktu bersamaan.
Walaupun lama "panas", wanita punya satu keistimewaan. Jika seorang laki-laki butuh waktu lama untuk siap kembali melakukan hubungan seksual, wanita hanya butuh waktu sebentar untuk mengembalikan fungsinya setelah orgasme. Bahkan jika setelah mencapai orgasme si wanita terus dirangsang, ia bisa 2-3 kali orgasme. "Ini disebut multiple orgasme pada perempuan. Sekitar 30 persen wanita mengalami multiple orgasme," jelas Ferryal.
Bagaimana dengan pria? Belakangan ditemukan, pria juga bisa mencapai multiple orgasme, sebelum akhirnya ejakulasi. Cara sederhana adalah dengan melatih otak untuk bisa mengurangi rangsang, melatih otot panggul, menggunakan gerakan perlahan dan bervariasi saat berhubungan seksual, serta berhentilah bergerak saat hampir mencapai orgasme.
Dok. Nova
KOMENTAR