6. MENINGKATKAN RISIKO PENYAKIT GANAS
Hasil penelitian menunjukkan, pada wanita yang sudah mengalami menopause, obesitas meningkatkan risiko timbulnya kanker rahim (endometrium) dan kanker payudara. Sedangkan pada pria, kegemukan dapat meningkatkan risiko terserang kanker prostat dan kanker usus besar (kolorektal).
7. GANGGUAN PSIKOLOGIS
Orang dengan obesitas juga seringkali mengalami gangguan psikologis berupa rasa rendah diri, keadaan depresi, bahkan bisa terkucil dari pergaulan sosial. Terlebih lagi bila lingkungan di sekitarnya tidak memberi dukungan, melainkan lebih banyak memperolok-olok kegemukannya.
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB OBESITAS
Obesitas dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Yang terutama adalah:
1. Faktor genetik
Genetik berarti secara keturunan seseorang mempunyai potensi untuk menjadi obes. Biasanya sejak masih anak-anak sudah bertubuh gemuk. Anak-anak dari orang tua yang gemuk, cenderung menjadi gemuk juga, terutama bila kedua orang tuanya gemuk.
2. Faktor lingkungan
Aktivitas kurang bisa menyebabkan badan bertambah gemuk. Pada anak atau remaja yang gemuk, karena tersingkir dalam pergaulan, mereka jadi enggan melakukan aktivitas fisik seperti olahraga, misalnya.
Kurangnya aktivitas fisik ini juga bisa disebabkan oleh gaya hidup malas. Misalnya malas berjalan, malas naik tangga, dan sebagainya.
Faktor lingkungan lainnya adalah banyaknya makanan yang mengandung gula dan lemak jenuh.
3. Penyakit
Ada beberapa penyakit yang menyebabkan seseorang mengidap obesitas. Misalnya saja hipotiroidisme, sindroma Cushing, kelainan
hipotalamus, dan beberapa lagi sindroma genetik (penyakit bawaan). Umumnya obesitas timbul karena penyakit-penyakit tersebut menyebabkan perubahan keseimbangan hormonal dalam tubuh yang pada akhirnya menyebabkan penimbunan lemak tubuh.
SEBAIKNYA TURUN BERTAHAP
Untuk melakukan penanganan yang baik dan aman menurut standar ilmu kedokteran maka perlu diketahui terlebih dahulu faktor penyebab obesitas. Sebab penanganannya tentu saja berbeda-beda untuk penyebab yang berbeda.
Di situlah pentingnya melakukan konsultasi kepada dokter, khususnya seorang dokter gizi. Seorang dokter gizi akan melakukan berbagai pemeriksaan, yang antara lain bertujuan mengetahui secara tepat, berapakah sebenarnya kebutuhan kalori dan kebutuhan makronutrien (karbohidrat protein, dan lemak) seseorang.
Setelah mengetahui besarnya kebutuhan, selanjutnya dokter akan memberikan preskripsi diet yang sesuai. Misalnya diet 1.000 kalori, protein 50 gram, lemak 25 persen, dan karbohidrat 55 persen. Juga perbandingan protein jenis hewani atau nabati. Begitu pula lemaknya jenis lemak tak jenuh ganda, lemak tak jenuh tunggal, atau lemak jenuh dengan perbandingan tertentu pula.
Preskripsi diet tersebut selanjutnya akan diterjemahkan menjadi bentuk bahan makanan dan cara pengolahannya. Dengan mengikuti nasihat dari dokter, diharapkan akan terjadi penurunan berat badan secara bertahap, bukan penurunan berat badan drastis secara instan yang kemudian diikuti kenaikan berat badan lagi.
RUMUS PENENTU OBESITAS
Yang dimaksud dengan obesitas adalah keadaan terdapatnya cadangan lemak tubuh yang berlebihan, sehingga merugikan kesehatan. Timbunan lemak berlebihan tersebut terjadi akibat ketidakseimbangan antara intake (asupan energi dari makanan) dan output (keluaran energi dari aktivitas). Lalu apa bedanya dengan overweight? Yang terakhir ini adalah kelebihan berat badan relatif terhadap tinggi badan
Cara sederhana untuk mengetahui apakah seseorang termasuk golongan overweight atau obesitas adalah dengan menghitung Indeks Massa Tubuh (IMT). IMT dapat dihitung dengan rumus berikut ini: berat badan (dalam kilogram) dibagi dengan kuadrat/pangkat dua tinggi badan (dalam meter).
Ambil contoh seorang dengan berat badan 75 kg, tinggi badan 170 cm (= 1,7 m), maka IMT orang tersebut adalah 75 : (1,7 x 1,7) = 25,95. Nah, angka akhir ini menunjukkan dalam golongan manakah dia berada. Makin berat obesitasnya, makin besar pula risiko terserang penyakit dan gangguan kesehatan.
Untuk jelasnya lihat tabel ini.
Dok. Nova
KOMENTAR