Dokter Dwiana yang terhormat,
Saya wanita berusia 24 tahun, ibu seorang putra dari perkawinan pertama. Sekarang saya sudah menikah lagi dan sudah sekitar 3,5 tahun belum juga dikaruniai anak. Saya dan suami sudah periksa ke dokter ahli kandungan dan telah menjalani beberapa tes, di antaranya tes analisa sperma untuk suami. Hasilnya, sperma encer (-) atau steril. Sementara saya juga sudah menjalani tes HSG, dan hasilnya tidak ada masalah (normal). Yang ingin saya tanyakan:
1. Apakah mani encer tidak bisa memberikan keturunan? Bagaimana cara mengobatinya?
2. Seandainya kami berniat punya anak dengan program bayi tabung, apa yang harus kami lakukan dan bagaimana prosedurnya? Berapa biayanya dan apakah ada efek sampingnya?
3. Suami saya sangat menginginkan saya bisa hamil lagi, tidak soal meski pun bayi yang saya kandung bukan darah dagingnya. Selingkuh, jelas tidak mungkin bagi saya, karena saya tidak ingin perkawinan saya gagal untuk kedua kalinya.
Mohon bantuan Dokter dan terima kasih banyak atas bantuannya.
Ny. Tari - Cirebon
Ibu Tari di Cirebon,
Sayang sekali, informasi mengenai kondisi sperma suami Ibu kurang begitu jelas. Istilah "mani encer" atau "sperma encer" bukan istilah yang lazim digunakan dalam dunia kedokteran. Umumnya, hasil tes analisis sperma akan mengungkapkan minimal tiga karakteristik sel sperma, yakni jumlah sel sperma per milimeter cairan sperma, presentase sel sperma yang bergerak bergantung karakteristik gerakannya, serta penampakan bentuk/morfologi sel sperma. Ketiga karakteristik sel sperma inilah yang akan memengaruhi kemampuan sperma untuk membuahi sel telur.
Apabila memang yang dimaksudkan dari hasil analisis sperma bahwa kondisi sperma suami Ibu steril, dalam artian tidak mengandung sel sperma sama sekali, maka tentu saja hal ini dapat merupakan salah satu penyebab kenapa hingga saat ini Ibu tidak dapat hamil.
Sebelum dapat mengikuti program bayi tabung, tentunya pada pasangan suami-istri harus dilakukan pemeriksaan pendahuluan terlebih dulu. Untuk itu, Ibu dapat menghubungi salah satu rumah sakit yang mepunyai program bayi tabung, seperti Rumah Sakit Ibu dan Anak Harapan Kita di Jakarta.
Perkiraan biaya yang harus dikeluarkan dapat langsung ditanyakan ke rumah sakit tersebut, dan umumnya baru dapat diketahui setelah Ibu dan suami menjalani pemeriksaan pendahuluan, karena kondisi pasangan yang satu akan berbeda dengan pasangan yang lain, begitu juga penatalaksanaannya.
Efek samping merupakan risiko dari setiap pengobatan atau tindakan yang akan dijelaskan oleh tim dokter yang akan menangani Ibu dan suami pada setiap tahap penatalaksanaan.
***
KOMENTAR