"Tapi sebaiknya jangan terlalu dini. Karena di usia ini anak belum bisa diajarkan untuk membuat bentuk seperti rumah atau bunga, dan sebagainya. Mereka masih dalam tahap coret-coret." Jadi, jangan harapkan di masa batita ini akan muncul gambar-gambar atau lukisan-lukisan yang bagus.
Namun dalam mengarahkan tersebut, Utami mengingatkan agar orang tua jangan sampai menurunkan atau menghilangkan semangat si anak.
"Ini akan menghilangkan kegembiraan anak untuk berkreasi."
(Baca juga - Ayo... Ajak Si Kecil Berkreasi di Dapur)
Yang dipentingkan pada masa ini ialah spontanitas dan kebebasan. "Lepaskan saja kegembiraan anak untuk corat-coret. Asal dijaga jangan sampai mencoret-coret di sembarang tempat."
Sebenarnya, lanjut Utami, anak usia ini belum perlu diarahkan dalam arti harus menggambar seperti apa. "Juga belum perlu dimasukkan sanggar lukis segala. Karena hasilnya akan sama, yaitu corat-coret."
Kalau, toh, orang tua tetap ingin memasukkan si kecil ke sanggar lukis, sarannya, carilah sanggar lukis yang pembinanya tahu tahap-tahap perkembangan menggambar pada anak.
"Umumnya pembina yang mengerti akan membebaskan anak usia batita ini mencoret-coret, tak menggambar bentuk atau apa. Setelah puas corat coret baru kemudian meniru membuat bentuk-bentuk tertentu."
(Baca juga - Ini Reaksi Anak Usia Balita, SD Hingga Remaja Ketika Tahu Orang Terdekatnya Meninggal)
LO, KOK, KRAYONNYA DIPATAHKAN?
Tak jarang si kecil malah lebih suka bermain dengan krayon dan mematah-patahkannya ketimbang menggunakannya untuk corat-coret.
Menurut psikolog Utami Munandar, hal ini wajar saja karena anak suka bereksplorasi. Namun begitu, tak berarti orang tua lantas membiarkan saja berbuat demikian. "Anak harus tahu bahwa krayon untuk menggambar."
Biasanya, lanjut Utami, anak berbuat seperti itu karena orang tua kurang memperkenalkan gunanya krayon pada anak dan kurang memberikan contoh.
"Jadi, orang tua sebaiknya mulanya memberi contoh untuk apa saja krayon itu bisa digunakan."
Katakan pada si anak, "Sayang, krayon ini bukan untuk dipatah-patahkan, tapi untuk menggambar. Nih, lihat Ayah menggambar orang dengan krayon." Dengan demikian akan menimbulkan kegembiraan pada si anak bahwa krayon bisa membentuk garis-garis, warna-warna, bukan untuk mainan lagi.
"Bila si anak ingin melakukan kegiatan mematah-patahkan sebaiknya beri saja kegiatan lain yang disenanginya."
Lain halnya bila krayon tersebut patah saat digunakan si anak untuk corat-coret.
"Mungkin motorik halusnya belum baik, sehingga kala ia memegang atau menekan krayon terlalu keras lalu patah," terang Utami.
(Baca juga - Ajak Anak Main 6 Kegiatan Ini untuk Mengasah Motorik Kasarnya)
Oleh sebab itu, sarannya, orang tua jangan lantas bersikap negatif semisal berkomentar, "Lo, kok, baru dibelikan sudah patah." Karena hal itu bisa merusak semangat dan kegembiraan anak untuk corat-coret.
Orang tua sebaiknya juga jangan berpesan agar si anak berhati-hati menggunakan krayonnya supaya enggak patah. Karena bisa membuat si anak jadi ragu-ragu atau tak berani dalam menggunakan krayon.
-Dedeh Kurniasih/nakita; FOTO: Iman Dharma/nakita
KOMENTAR