Hati-hati, lo, membiasakan bayi tidur dalam gendongan atau diayun. Soalnya, ia kelak tak punya percaya diri.
Tidur dalam gendongan atau ayunan, pastilah amat nyaman dan menyenangkan. Makanya si kecil jadi lelap dan mudah tidur. Itu sebabnya, banyak ibu suka menidurkan bayinya dengan cara digendong atau diayun.
Padahal, sebenarnya para ibu tak perlu "bersusah-payah" seperti itu. Seperti dikatakan dr. Kishore R.J., Sp.A., "Mau tak mau, bayi akan tidur dengan sendirinya, kok, tanpa harus digendong atau diayun." Sebab, jelas, dokter spesialis anak dari RSIA Hermina Podomoro ini, tidur merupakan kebutuhan dasar manusia, termasuk bayi.
JADI TAK PERCAYA DIRI
Justru kalau si bayi biasa digendong atau diayun kala hendak tidur, menurut Kishore, bisa-bisa ia jadi tergantung. "Kalau nggak digendong atau diayun, ia akan rewel, tidak mau tidur."
Memang, diakui Kishore, cara-cara tersebut bisa membuat bayi lebih cepat tidur. Tapi di sisi lain, kita juga harus memikirkan dampak buruknya bagi si bayi. "Selain jadi tergantung, akibat lebih jauhnya pada pola pertumbuhan berikutnya adalah kepercayaan diri anak bisa hilang. Ia bisa jadi anak yang tak PD (percaya diri, Red.)."
Yang lebih berbahaya adalah bila ibu memiliki kebiasaan menidurkan bayi sambil menyusui. "Ini memang akan membuat bayi merasa aman dan nyaman. Tapi bahayanya kalau ibu ketiduran, entah karena capek atau mengantuk, hidung si bayi bisa tertindih tubuh ibu. Akibatnya ia tak bisa bernafas," terang Kishore.
Jadi, anjur Kishore, jangan biasakan bayi tidur dengan cara dimanipulasi seperti diayun atau digendong. Biarkan bayi tidur secara alamiah. "Di rumah sakit pun, setelah lahir, ia bisa tidur sendiri tanpa diayun atau digendong, kok." Nah, yang biasa terjadi, setelah satu minggu di rumah, kadang si ibu mengeluh, "Dok, anak saya susah tidur." Menurut Kishore, itu disebabkan di rumah si bayi sudah biasa ditidurkan dengan digendong atau diayun.
TIDAK CAPEK
Yang harus dipahami, terang Kishore, bayi umumnya akan tidur sendiri bila ia sudah merasa kenyang, terutama pada bayi baru lahir. "Biasanya ini berlangsung sampai bayi berusia 2-3 bulan."
Setelah usia 3 bulan, disamping perutnya tak lapar, bayi juga akan tidur sendiri bila ia sudah capek bermain. Jangan lupa, di usia ini bayi mulai memberi respon terhadap lingkungan sekitarnya. "Lingkungan merupakan barang baru baginya. Ia ingin menjelajah ke mana-mana." Tapi kalau lingkungannya itu-itu saja, si bayi akan bosan dan ia pun jadi rewel. Apalagi jika ia sering digendong sehingga tak punya kesempatan untuk beraktivitas fisik. "Akibatnya, ia tak merasa capek, sehingga akan lebih sulit tidur," tutur Kishore.
Mulai usia 6 bulan ke atas, lain lagi persoalannya. "Ada beberapa faktor yang bisa membuatnya susah tidur," ujar Kishore. Di antaranya, pengalaman pada siang hari. Misal, sehabis jatuh atau muntah setelah makan sesuatu. "Ini akan membuat bayi trauma." Contoh lain, bayi diajak bermain terlalu lama, "Sehingga ia masih terbayang. Ada dua kemungkinan yang bisa terjadi, ia takut atau malah kembali minta diajak melakukan permainan yang sama."
KOMENTAR