Penyebab lain, si bayi mungkin merasa takut ditinggal, terutama oleh ibu. Atau, seperti sudah diutarakan di atas, ia masih merasa lapar. "Semua itu mengganggu bayi sehingga membuatnya susah tidur," tukas Kishore.
Selain itu ada pula masalah perubahan lingkungan. Misalnya, si bayi biasa tidur di kamar ber-AC atau menggunakan kipas angin. Otomatis kalau ia tidur di kamar non-AC atau tak pakai kipas angin, tentu akan gelisah. Begitupun sebaliknya. "Karena ia belum beradaptasi dengan suasana yang baru," terang Kishore.
Bahkan, tempat tidur berubah pun, tak jarang membikin si bayi rewel. Ia akan merasa asing. "Biasanya terjadi pada bayi sampai usia 6-7 bulan. Namun akan berubah sesuai pertambahan usia."
Karena itu, saran Kishore, janganlah ibu sebentar-sebentar menggendong si bayi hanya karena mau anaknya segera tidur. "Cari dulu penyebabnya kenapa ia rewel, susah tidur. Jangan buru-buru digendong atau diayun."
KEADAAN TERTENTU
Begitupun bila bayi terbangun dan menangis. "Biasanya bayi terbangun karena 3 hal, yaitu lapar, takut tak ada teman di sampingnya, dan ada sesuatu yang tak mengenakkan semisal sakit atau buang air." Nah, tangisannya itu untuk memberikan informasi kepada si ibu atau pengasuhnya bahwa ada sesuatu yang terjadi padanya.
Jadi, periksa dulu kondisi bayi. Misalnya, kalau ia terbangun lantaran pipis, segeralah ganti popoknya. Atau bila ibu ingin si kecil tak terganggu tidurnya lantaran mengompol, bisa dipakaikan diapers. "Namun pemakaian diapers memiliki risiko, yakni kemungkinan timbul iritasi pada kulit bayi," ujar Kishore. Karena itu perhatikan betul jenis diapers-nya maupun tingkat kepekaan kulit bayi ibu.
Tak jarang si kecil terbangun dan menangis lantaran mengalami mimpi buruk. "Berdasarkan penelitian, bayi memiliki fluktuasi gambaran seperti mimpi. Masalahnya, kita, kan, nggak mungkin menanyakan langsung kepada si bayi. Kita hanya bisa mengetahui dari tangisannya yang keras dan biasanya ia juga menjadi rewel," terang Kishore.
Nah, kalau bayi rewel lantaran mimpi buruk atau sakit, bolehlah ibu menggendongnya untuk membuatnya merasa nyaman. "Bayi-bayi yang demikian memang membutuhkan teknik pendekatan tersendiri. Entah dengan digendong atau diayun, karena mereka membutuhkan rasa aman," lanjut Kishore.
Namun begitu, Kishore mengingatkan agar hal tersebut dihilangkan sedikit demi sedikit untuk mencegah si bayi jadi tergantung. "Nanti ia tak akan tidur kalau tak digendong atau diayun," tukasnya. Khusus untuk bayi yang sakit, selain memberinya perasaan aman, tentulah ibu harus mengobati penyakitnya. Kalau tidak. "Meskipun ibu sudah menggendong atau mengayunnya dengan cara apa pun, ia akan tetap rewel dan susah tidur. Soalnya, ia tetap merasa tidak enak akibat rasa sakit tersebut."
MENGUBAH POLA
Tak jarang bayi rewel hanya karena ingin ditemani. "Biasanya ini berkaitan dengan pola tidur, khususnya pada bayi baru lahir," terang Kishore. Sebab, bayi baru lahir tak tahu kapan harus tidur dan kapan harus bangun. Sering terjadi, sepanjang pagi dan siang ia tidur dan terjaga serta rewel pada malam harinya. Nah, rewelnya ini lebih sering bukan lantaran sakit atau lapar, tapi minta ditemani.
Dalam hal ini, anjur Kishore, ibu harus mengubah pola tidur si kecil. Bila siang hari ia tidur, sebaiknya dibangunkan. "Jadi, malamnya gampang tidur. Nah, selain melatih pola tidur anak, ibu pun bisa beristirahat." Memang, bisa saja si bayi justru jadi rewel karena dibangunkan. "Tak apa-apa. Toh, nanti ia tak rewel lagi kalau pola tidurnya sudah berubah."
Pendeknya, ibu harus peka mengapa si kecil jadi rewel atau susah tidur. Jadi, ibu tak harus selalu menggendong atau mengayunnya. Selanjutnya, agar si kecil bisa tidur, ibu bisa mencoba memutarkan musik yang lembut. Pasti, deh, si kecil akan merasa tenang dan mudah tidur, lantaran ia merasa ada seseorang yang menemaninya.
Hasto Prianggoro/nakita
KOMENTAR