Cara Penanganan
Untuk mencegah terjadinya komplikasi, yang penting ialah observasi penderita secara cermat dan sering sehingga komplikasi berat dapat dihindari.
1. Di Rumah Sakit:
* Pemeriksaan Tambahan
Seperti CT Scan atau foto kepala dan sebagainya. Pemeriksaan CT Scan dapat dilakukan pada trauma kepala berat. Dengan demikian perlu dilakukan pemeriksaan pediatrik dan neurologis yang lengkap.
* Evaluasi Fungsi
Lakukan untuk fungsi vital, mata, kepala, telinga dan hidung, seluruh tubuh, serta anggota gerak. Pemeriksaan neurologis lengkap termasuk derajat kesadaran, adanya amnesia, daya ingat, dan kelainan neurologis lainnya.
2. Di Rumah:
Bila anak tidak dirawat di rumah sakit, perhatikan hal berikut terutama dalam 24 jam pertama. Bila terdapat salah satu gejalanya maka harus segera dibawa ke rumah sakit.
- Kalau anak tidur terus dan sulit dibangunkan. Dalam waktu 24-28 jam, selama tertidur, setiap 2-3 jam anak dibangunkan.
- Muntah lebih dari 2-3 kali.
- Kejang.
- Gerak bola mata abnormal, sulit memfokuskan pandangan, satu pupil lebih besar dari pupil sisi satunya, atau ada gangguan penglihatan lainnya.
- Gangguan gerak tungkai atau lengan, rasa kesemutan, dan jalan sempoyongan.
- Sakit kepala hebat.
- Kebingungan, kesulitan konsentrasi, perubahan perilaku.
- Gelisah berlebihan.
- Perubahan pola nafas, nadi cepat atau lambat.
Bila Terjadi Perdarahan
Pertolongan pertama dapat dilakukan bila terjadi perdarahan pada hidung, mulut, atau telinga.
* Perdarahan dari Telinga
-Umumnya ini diikuti dengan robeknya selaput gendang telinga.
-Bila tampak keluar darah bening atau bercampur air, berarti keadaannya serius dan menunjukkan adanya kebocoran cairan otak:
-Dudukkan atau baringkan anak dengan posisi kepala dimiringkan pada sisi yang sakit.
-Biarkan darah mengalir keluar
* Perdarahan dari Hidung
Mungkin karena terjadi retak di kepala. Keluarnya cairan otak dari hidung menunjukkan terjadi robekan mukosa nasofarings yang disertai fraktur tulang tengkorak dan robeknya durameter (lapisan terluar yang melindungi otak):
-Posisikan anak sedemikian rupa agar cairan mengalir keluar. Bisa dengan menundukkan kepala ke depan.
-Satu atau dua sisi hidung dipijit dengan jari selama 5 menit.
-Biarkan anak bernafas lewat mulut.
-Bila pendarahan berhenti dan kemudian terjadi lagi, maka tindakan seperti itu diulang selama 8-10 menit.
-Pada waktu yang sama, lakukan kompres dingin untuk mengurangi perdarahan dan bengkak.
-Selama dua belas jam setelah perdarahan berhenti jangan menghembuskan nafas kuat, jangan bicara dan menelan darah.
-Usahakan tetap tenang bila timbul kejang dan muntah pada anak.
-Baringkan anak pada satu sisi, jangan telentang, tapi tetap dalam pengawasan. Jangan sekali-kali memasukkan sesuatu ke dalam mulut
-Mintalah pertolongan ke rumah sakit. Kondisi ini menunjukkan benturan yang terjadi cukup berat.
* Perdarahan dari Mulut
-Miringkan posisi anak pada satu sisi.
-Tekanlah daerah luka dengan kasa steril selama beberapa menit, bila itu memungkinkan.
-Dalam 12 jam pertama dianjurkan tidak minum air hangat dan tidak mencuci mulut, karena dapat melepaskan bekuan darah.
-Perlu dijaga pula hal penting yaitu agar anak tidak sampai menghirup darah yang ada di mulut.
Dedeh Kurniasih/Nakita
KOMENTAR