Namun, sekali lagi, Hera mengingatkan bahwa ungkapan-ungkapan seperti 'tolong', 'terima kasih', atau 'maaf', tidak akan jalan kalau orang tuanya tidak membiasakannya atau tidak melakukannya dalam kehidupan sehari-hari. "Karena ia tidak melihat contoh nyata. Jangan lupa, daya ingat si kecil masih terbatas, sehingga mereka gampang lupa. Kalau kita tidak mengajari dengan memberi contoh, ya, ajaran itu akan lewat begitu saja."
Namun lain halnya jika si ibu biasa mengucapkan 'terima kasih' pada pelayan swalayan yang telah membantu mencarikan barang. Atau, mengucapkan 'maaf' ketika bertubrukkan dengan orang lain di lorong swalayan. Si kecil akan meniru perbuatan ini.
Selain itu, sebaiknya orang tua pun melakukan hal yang sama pada si kecil. Ucapkan kata 'tolong' ketika meminta ia mengambil sesuatu, dan 'terima kasih' sesudahnya. Juga kata 'maaf' kalau si orang tua tak sengaja menyenggol mainan si kecil. Dengan demikian anak akan merasa dihargai. Dan kelak ia pun akan menjadi anak yang dapat menghargai orang lain. Sebab, prinsip dasar mengajarkan sopan santun adalah menghargai hak dan perasaan orang lain.
CONTOH BURUK
Anak tidak hanya mencontoh dari orang tuanya. Bisa saja ia mencontoh dari pembantu atau televisi. "Kadang ada, kan, orang tua yang terkaget-kaget, kok, si kecil bisa berkata dengan kalimat tak senonoh. Ternyata setelah diselidiki, si kecil sering diajak main pembantu ke rumah tetangga. Dan sesama pembantu tersebut kalau saling bercanda atau berolok-olok memakai kalimat-kalimat yang kurang senonoh. Nah, kalimat-kalimat ini didengar oleh anak. Dan karena terbiasa mendengar kalimat-kalimat demikian, hal ini akan diadaptasinya. Walaupun sebenarnya ia tak mengerti arti kalimat tersebut. Begitu juga dengan kalimat-kalimat iklan di teve, hampir tak ada permintaan sesuatu disertai kata 'tolong'. Tapi hanya mengatakan, 'Ambilkan obat itu, dong.'Itu, kan, bukan contoh yang baik juga."
Itulah pentingnya mendampingi si kecil saat ia menonton teve. Sehingga kalau ada iklan yang tidak sesuai dengan tata krama yang sedang diajarkan, si orang tua bisa menjelaskan. Bahwa yang baik bukan begitu. Sehingga anak tahu perbedaannya.
Bagaimana mensiasatinya jika ibunya bekerja? Ya, orang tua harus bekerja sama dengan pembantunya atau orang-orang yang menjaga anaknya. Beritahu juga bahwa sikap bagaimana yang dikhendaki si orang tua pada anaknya. "Cobalah cari pengasuh yang bisa mengajarkan tata krama pada anak. Kalau pengasuh ini tidak terdidik, tak ada salahnya, si orang tua mentraining pengasuh ini lebih dahulu. Dan berilah wewenang pada pengasuh, agar ia pun dapat bertindak tegas pada majikan kecilnya ini. Karena kadang si pengasuh tidak bisa tegas pada si kecil karena merasa tak bisa menolak permintaan si majikan kecil ini. Jadi, orang tua jangan lantas marah kalau pembantunya menegur si kecil
TEGURAN DAN PUJIAN
Orang tua juga harus terus mengingatkan. Karena si kecil daya ingatnya sangat terbatas. Sehingga ia mudah lupa atas larangan dan anjuran yang diterapkan. Jadi, jangan terkejut jika mereka banyak melanggarnya. Bersabarlah dan jangan bosan-bosan untuk terus mengingatkannya, sampai hal ini menjadi suatu kebiasaan.
Jika ia lupa mengucapkan kata 'tolong', tanyakan 'coba apa kata ajaib yang harus diucapkan kalau meminta sesuatu pada orang lain?' kalau ia tak bisa juga mengingatnya, jawablah sendiri kata tersebut sehingga ia sadar bahwa kata itu sangat penting. Dan kalau kebiasaan baik itu dibiasakan sejak kecil, kala dewasa akan dengan secara otomatis terucap.
Hasil didikan orang tua ini biasanya akan terlihat saat anakmulai bersosialisasi keluar. Dari situ baru kelihatan apakah ia bersikap sopan atau urakan. Dan karena di usia 2-3 tahun, si kecil juga mulai bermain di luar, orang tua sebaiknya juga mengajarkan tata krama untuk bergaul. Bagaimana ia harus sharing saling menunggu giliran. Kalau Lebaran, anak diajarkan bersilaturahmi dan saling minta maaf. Juga diajarkan menghormati orang yang lebih tua. Misalnya, kepada yang tua, bersalamnya dengan cium tangan.
Hera mengakui bahwa anak kecil memang cenderung mengacak-acak rumah orang jika diajak bertamu. Nah, kalau sudah demikian, si orang tua harus mencegahnya. "Jangan didiamkan saja hanya karena merasa enggak enak memarahi anak di rumah orang. Menurut saya tak apa-apa saja anak kecil ditegur, tentunya dengan cara yang acceptable. Daripada ia merusak barang-barang orang lain, kan, lebih malu lagi. Pegangi dia dan dudukkan di sebelah orang tuanya. Kalau ia mulai berkeliaran lagi, segera hentikan."
KOMENTAR