Jadi lingkunganlah yang akan mengontrol dia. "Jika saudara atau keluarganya, kan, bukan mengontrol, tapi lebih banyak mensupport. Membuat ia jadi egosentris," kata Monty.
DESTRUKTIF
Bagaimana jika si kecil ngotottak mau berbagi? Perlukah kita memaksanya? "Lo, mengapa harus dipaksa? Kan, itu barang miliknya. Hak dia, dong, mau membaginya atau tidak. Kan, tak semua orang harus sharing. Jika semua harus sharing, bisa-bisa tak ada barang milik pribadi," jelas Monty. Kita tetap harus menyadari, ada sesuatu yang harus dibagi dan ada yang tidak. Itu pula yang diterapkan pada anak.
Sebab, menurut Monty, yang dikhawatirkan bila semua harus sharing, anak akan mengalami borderline personality. "Dia tak punya batasan, mana miliknya dan mana milik orang lain. Karena tak ada batasan, bisa saja ia memakai barang milik orang lain seenaknya saja. Tanpa mempertimbangkan bahwa orang lain pun memerlukan barang tersebut."
Jadi, bagaimana orangtua harus bersikap? "Biarkan ia tumbuh secara wajar," tegas Monty. Jangan berikan sesuatu kepada anak secara berlebihan. Cukupi kebutuhannya sesuai perkembangannya. Yaitu, kebutuhan untuk tahu. Baik tentang alam, manusia, dan benda. "Anak seusia itu masih eksploratif. Perkenalkan ia pada alam. Ia adalah bagian dari alam. Ia harus tahu tentang alam. Tentang burung, daun, pasir, dan lainnya. Jika kebutuhan akan ketiga hal itu terpenuhi, ia pasti tak akan jadi egosentris. Ia akan tahu kejadian alam ini. Alam ini harus sharing," papar Monty.
Tapi bila sejak kecil anak tak dicukupi kebutuhan akan ketiga hal itu, ia menjadi tak peduli pada lingkungan. Ia akan cuek dan bisa menjadi destruktif. Misal, cukil-cukil tembok, coret-coret tembok orang.
KOMENTAR