Menit-menit pertama bayi dilahirkan adalah kejadian yang luar biasa. Seorang bayi dituntut mampu beradaptasi dengan lingkungan barunya, di luar rahim ibunya. Kemampuan ini akan dinilai melalui serangkaian pemeriksaan.
Saat menunggu kelahiran adalah saat yang menegangkan. Tak cuma pada si orang tua tetapi juga bagi para penolong persalinan. Begitu bayi keluar, yang ditunggu biasanya adalah suara tangisnya. Karena tangisan inilah yang menandakan bayi telah lahir dengan selamat.
Seorang bayi yang baru lahir, begitu tali pusatnya dipotong, otomatis ketergantungan pada ibunya terhenti. Mau tak mau, ia harus bisa beradaptasi dengan dunia barunya. Maklumlah selama dalam rahim, segala sesuatunya selalu berkaitan dengan ibunya. "Semua sistem tubuh bayi masih tergantung pada organ tubuh ibunya," kata dr. Jose R.L. Batubara, Sp.AK dari RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta. Ia belum bernafas karena paru-parunya masih kuncup. Jantungnya pun belum bekerja secara sempurna. Darah kotor dan darah bersih masih bercampur karena sekat antara serambi pada jantungnya masih terbuka. Di masa ini janin memperoleh oksigen dari ibunya.
Itu sebabnya fungsi-fungsi alat tubuhnya, begitu ia lahir ke dunia, terutama sekali adalah pernafasan dan peredaran darah, harus berubah dengan cepat. Nah, baik buruknya fungsi alat-alat tubuh ini diukur dengan penilaian atau tes Apgar.
Tes yang diperkenalkan oleh Virgina Apgar, ahli anastesi dari AS ini, bertujuan untuk mengetahui kemampuan bayi yang baru lahir beradaptasi dengan dunia di luar rahim ibunya. "Memang tes ini tak mutlak harus dijadikan patokan oleh para ibu karena hasil tes yang bagus pun tak menjamin pertumbuhan kesehatan yang prima di bulan-bulan berikutnya," kata dr. Jose, lebih lanjut. Dengan kata lain pemeriksaan ini tidak dapat memperkirakan kondisi kesehatan dan kejiwaan bayi setelah besar nanti. Hanya saja, melalui tes ini para penolong persalinan bisa segera mengetahui bila ada kelainan yang terjadi pada bayi sehingga bisa secepatnya ditolong.
HASIL DIJUMLAH
Kecuali diambil dari nama belakang sang pencetus ide, Apgar merupakan singkatan dari Appearance, Pulse, Grimace, Activity, dan Reflex. Appareance adalah penampilan bayi, dilihat dari warna kulitnya, sedangkan Pulse frekuensi denyut jantung, Grimace usaha bernafasnya yang dilakukan berdasar pada keras-lemahnya tangisan bayi. Sementara Activity adalah gerakan si bayi yang dinilai berdasarkan aktif tidaknya tonus otot dan Reflex berarti reaksi terhadap rangsangan.
Hal-hal tersebutlah yang akan dinilai oleh dokter atau pembantu persalinan Anda. Penilaian dilakukan dengan cara memberikan nilai pada kelima keadaan tersebut dengan angka 0, 1, dan 2. Keadaan baik diberi nilai 2, sedang diberi nilai 1, dan jika buruk diberi nilai 0. Nilai-nilai tersebut kemudian dijumlahkan untuk menunjukkan baik-buruknya kemampuan beradaptasi si bayi. Jumlah nilai 10, bayi digolongkan memiliki kemampuan adaptasi yang baik. "Seluruh tubuhnya berwarna merah, frekuensi denyut jantungnya di atas 100 per menit, tangisannya kuat, gerakannya aktif, dan reaksi terhadap rangsangan yang diberikan pun berjalan baik," ujar dr. Jose.
Sebaliknya, bila hasilnya nol, berarti bayi tersebut lahir dalam keadaan sudah tak bernyawa. Mungkin sejak di dalam kandungan atau saat dilahirkan. Memang, jumlah nilai Apgar ini bervariasi antara 0 sampai 10. Jika nilainya 0-3, berarti bayi menderita asfiksia (sesak nafas berat), 4-6 berarti menderita asfiksia ringan, dan 7-10 berarti memiliki kemampuan beradaptasi yang baik.
Begitu bayi lahir, dokter atau bidan yang menolong persalinan akan membersihkan hidung bayi dengan kateter. Maksudnya untuk membersihkan jalan nafas si bayi. Ini sekaligus dapat digunakan untuk menilai reaksi terhadap daya rangsang. Kalau bayi berontak saat dimasukkan kateter ke dalam lubang hidungnya, ia memperoleh nilai 2. Jika diam saja, nilainya 0.
Frekuensi jantung dinilai dengan meletakkan stetoskop pada dada bayi. Denyut jantung dihitung selama satu menit. Kalau hasilnya di atas 100, mendapat nilai 2. Di bawah 100, memperoleh nilai 1. Kalau tidak ada sama sekali nilainya 0.
Tonus otot dinilai dengan memperhatikan gerakan bayi. Jika bergerak aktif nilainya 2. Bergerak lemah memperoleh nilai 1, sedangkan jika si bayi tidak bergerak memperoleh nilai 0.
Warna kulit dilihat dengan memperhatikan kulit tubuh bayi secara keseluruhan. Nilai 2 akan diberikan pada bayi yang berkulit merah. Sedangkan jika bayi berkulit merah sebagian dan biru/pucat sebagian mendapat nilai 1. Dan 0 jika bayi berkulit pucat atau biru secara keseluruhan.
MENIT PERTAMA DAN KELIMA
Tes Apgar ini dilakukan dua kali yaitu pada menit ke-1 dan ke-5. Pemeriksaan pada menit ke-1 dilakukan semata-mata untuk menentukan tindakan pertolongan oleh dokter jika terdapat kelainan. Bila hasil penilaiannya di atas 7, berarti bayi beradaptasi dengan baik sehingga dokter tidak perlu melakukan tindakan khusus terhadap si bayi. Tetapi, bila nilainya di bawah 7 berarti bayi tersebut memerlukan pertolongan khusus.
Usai dilakukan tindakan khusus, penilaian Apgar akan diulang pada menit ke-5. Pengulangan ini bertujuan untuk menilai tindakan khusus yang telah diberikan pada bayi. Juga untuk menentukan prognosis (jalannya penyakit) bayi. "Jika tidak ada perubahan dari pemeriksaan menit ke-1, dikhawatirkan bayi tersebut memiliki gangguan yang sulit diperbaiki," ujarnya.
Masih ada serangkaian pemeriksaan pada bayi baru lahir. Usai penilaian Apgar akan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Yang paling rutin adalah kelengkapan anggota tubuh, dari ubun-ubun, kepala, muka, mulut, mata, hidung, telinga, leher, dada, perut, tulang belakang, alat gerak, anus, kelamin, refleks.
Sedangkan pemeriksaan berat dan panjang badan, panjang tungkai, lingkar kepala, merupakan pemeriksaan berikutnya. Bahkan, biasanya langsung pula dilakukan pemeriksaan golongan darah si bayi.
Lewat berbagai tes tadi, bisa diketahui secara dini jika terdapat gangguan-gangguan pada bayi baru lahir. Dan jika itu terjadi, tujuannya tentu saja untuk segera menentukan jenis pertolongan yang akan diberikan pada si bayi.
Riesnawiati Soelaeman/nakita
KOMENTAR