Jujurlah
Anda harus jujur mengenai kondisi keuangan keluarga, tapi tak perlu menyampaikan masalah ekonomi sedemikian detail melebihi porsi yang dibutuhkan anak. Menghujani anak dengan detail seputar masalah ekonomi keluarga hanya akan membuat anak makin cemas.
Beri reward
Jika memungkinkan, berikan reward kecil sebagai penghargaan atas perilaku baik atau jerih payah anak membantu merapikan tempat tidur. Insentif berupa uang sebaiknya Anda terapkan pada anak-anak yang lebih besar agar mereka juga terbantu mengumpulkan uang. Dengan begitu anak bisa membeli sesuatu yang diinginkan dari uang yang ditabungnya sedikit demi sedikit, sementara Anda pun tanpa sengaja sudah mengajarkan kepada mereka pelajaran berharga tentang manfaat menabung.
Bersikap tenang
Katakan kenapa Anda terpaksa harus menolak permintaan anak untuk membeli mainan baru, misalnya. Ingatkan diri bahwa menolak permintaan anak dan menetapkan batasan-batasan yang ketat itu sah. Toh, Anda tidak mencabut hak-hak mereka sebagai anak, kan? Anda hanya tengah berupaya mengajarkan kepada mereka tentang keuangan keluarga dan bagaimana menunda hadiah. Tekankan bahwa membeli makanan dan membayar sekolah serta kredit rumah tetap harus didahulukan daripada membeli mainan.
Ajak membuat rencana
Anak-anak sama sekali tidak tertarik isu ekonomi global atau kebijakan pengetatan ekonomi. Akan tetapi mereka bisa diberitahu kok, bahwa saat ini keluarga memiliki keterbatasan ekonomi. Tak perlu mengiyakan rengekan permintaan mereka. Sebaliknya, berdayakan mereka agar terbiasa membuat perencanaan jauh ke depan kalau ada barang-barang baru yang mereka butuhkan. Anak-anak bisa kok, diajak menabung dengan cara menyisihkan sebagian uang saku mingguan mereka. Atau melakukan pekerjaan-pekerjaan ekstra di sekitar rumah, seperti membersihkan taman, mencuci mobil dan sebagainya. Ajarkan anak untuk mencari cara-cara kreatif dalam menabung atau mencari uang. Ini tidak hanya membantu mereka merasa berdaya, tapi juga membantu mereka merasa berharga bisa ikut ambil bagian dalam upaya mengatasi masalah keluarga.
Lusia
KOMENTAR