1. Bangga Dengan Apa yang Dilakukan
Ingat, tinggal di rumah adalah pilihan! Jika Anda sendiri tak bangga pada keputusan yang telah dibuat untuk selalu dekat dengan buah hati tercinta, rasanya Anda tak pantas mengharapkan orang lain menaruh kebanggaan serupa pada Anda.
Jadi, ayo hadapi! Berangkat ke kantor setiap hari memang memberi Anda kesempatan untuk menikmati secangkir kopi tanpa gangguan. Sementara diam di rumah, lengkap dengan pertengkaran, rengekan, atau teriakan Si Kecil, tentu bukanlah acara piknik yang menyenangkan. Kini, tepuklah pipi dan luruskan kembali perspektif Anda.
Anak-anak hanya akan melewati masa kecilnya sekali saja, dan hal ini sangat menentukan kualitas hidupnya kelak. Sementara bagi Anda, dengan berbekal semua kompetensi yang dimiliki, pintu dunia kerja tetap terbuka lebar dan siap menanti, walau memutuskan untuk menjadi Ibu Rumah tangga.
2. Bekerjalah Secara Terorganisasi
Anda mungkin berpikir betapa enaknya kaum ibu yang tak harus bergegas ke kantor setiap pagi, dan bisa mengatur jadwal sesuka hatinya. Anggapan semacam itu jauh panggang dari api, alias salah besar. Anak-anak (dan sang ibu tentunya) ini tumbuh dalam rutinitas. Mau tak mau mereka harus mengatur jadwal, baik mingguan maupun harian, agar segalanya beres.
Anda harus tahu persis di mana meletakkan perkakas makan, sekaligus tahu pula apa yang akan dikerjakan selanjutnya untuk memudahkan melalui waktu demi waktu. Semua urusan jadi beres, sehingga masih ada waktu luang untuk bersosialisasi dengan teman atau tetangga di tengah kesibukan mengurus anak.
Menjaga rumah tetap rapi juga akan sangat membantu membuat Anda kerasan tinggal di rumah. Siapa, sih, yang mau "berenang" di tengah tumpukan pakaian yang belum disetrika? Jadi, letakkan keranjang di setiap ruang untuk menyatukan benda yang berserakan sesuai jenisnya, seperti keranjang untuk mainan, pakaian kotor dan pakaian bersih, dan lainnya. Pilihlah sistim pengorganisasian yang paling cocok bagi Anda untuk diterapkan.
3. Prioritas Relasi Dengan Suami
Sekalipun Anda sukses sebagai ibu teladan, yang mendedikasikan seluruh energi dan waktunya bagi anak-anak, namun bila perkawinan Anda jadi berantakan, anak-anak juga yang akan menderita. Jadi, jangan lupa jadwalkan secara teratur 1-2 kali dalam sebulan untuk berkencan bersama suami.
KOMENTAR