Menurut sang suami, Butet, RM Bu Ageng dibuka untuk menyalurkan hobi istrinya ngrajangi lombok (mengiris cabai). "Sekalian buat merealisasikan impian Bu Hajjah Rully yang sudah dua kali latihan buka rumah makan," tutur Butet berseloroh saat memberi sambutan pada pembukaan rumah makan milik sang istri.
Perihal pemilihan nama Bu Ageng, Butet mengaku mengadopsi nama Bu Ageng dari istri tokoh fiksi Pak Ageng, ciptaan mendiang budayawan Umar Kayam. Dengan adanya RM Bu Ageng, tokoh fiksi itu pun mewujud. Sementara Pak Ageng, tak lain Butet sendiri. RM Bu Ageng dibuka Selasa (27/1) oleh Ny. Yus Kayam, dihadiri dua pakar kuliner, William Wongso dan Bondan Winarno. Juga Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD, serta para seniman kondang Jogja.
Beberapa menu andalan Bu Ageng antara lain Sambal Kutai yang direkomendasikan William Wongso untuk dicoba para pencinta kuliner. Juga Bubur Duren Mlekoh, terbuat dari roti tawar dicampur buah durian yang diolah dengan santan dan gula merah. Tak hanya di malam pembukaan saja RM Bu Ageng disesaki para pengunjung. Esok harinya pun Rully masih tampak sibuk melayani para tamunya.
Namun, wajah perempuan asal Kalimantan itu tampak tegang saat menata hidangan pesanan tamunya. "Dia panik, maklum baru hari pertama," tutur Butet yang setia menemani para tamunya yang hendak bersantap. Omong-omong, kenapa Butet dan istrinya lebih suka disapa Pak dan Bu Ageng oleh cucu semata wayangnya? "Mereka tak mau terdengar sepuh," tukas Icha Sastrowilogo, istri Giras, anak sulung Butet.
Rini
KOMENTAR