Kontingen Indonesia menjadi juara umum di cabang olahraga air ini dengan perolehan medali 35 emas, 22 perak, dan 18 perunggu. Kesuksesan yang diraih para perenang difabel Indonesia ini tentu didukung bantuan para pelatih yang mumpuni dibidangnya. Melatih atlet penyandang disabilitas tentu membutuhkan keterampilan tak biasa. "Harus ekstra hati-hati dan dari hati ke hati supaya semangatnya maju. Kami juga harus pandai menjaga perasaan mereka," jelas Devi.
Pria berbadan tegap ini sehari-harinya berprofesi sebagai instruktur renang di Klub Bintang Timur, Surakarta. Ia mendampingi para atlet selama 7 bulan Pelatnas sebelum ASEAN Para Games (APG) VI berlangsung. Tentu banyak suka dan duka yang dirasakan Devi selama menjadi pelatih atlet difabel.
"Antara atlet wanita dan pria saya perlakukan sama kerasnya di tempat latihan. Perlakuan lebih ringan diberikan bagi atlet wanita yang sedang menstruasi," ujar pria asli Surakarta yang sudah merantau ke berbagai daerah.
Devi pun memiliki harapan agar pemerintah lebih memerhatikan kesejahteraan para atlet difabel. Baik dari segi pemenuhan kebutuhan nutrisi maupun perolehan bonus. "Mereka latihan lebih berat tapi makannya biasa banget. Tenaga yang dikeluarkan lebih banyak daripada asupan yang masuk. Soal bonus Rp 100 juta tak ada jeleknya," harap Devi.
Tika
KOMENTAR