Pemkot Surakarta, kata Direktur Kesenian Kemenbudpar, Dr.KP.Sulistio Tirtokusumo, sudah berbuat banyak agar WO Sriwedari tetap lestari.
''Persoalannya, kenapa masih poco-poco? Maju tidak mundur pun tidak?'' ucapnya ketika menjadi pembicara dalam acara Diskusi Wayang Orang Sriwedari Menyongsong Masa Depan, Sabtu (30/7) di Dalem Wuryaningrat, Solo.
Sekadar info, pengembangan WO Sriwedari menjadi terhambat lantaran status tanah Taman Sriwedari menjadi sengketa antara Pemerintah Kota dengan ahli waris Wirjodiningrat. Tetapi kini status tanah Taman Sriwedari telah ditetapkan oleh Mahkamah Agung sebagai tanah milik Negara.
Pembicara lain dalam diskusi itu adalah, para pakar kesenian sekaligus mantan seniman wayang wong dan tari, antara lain, KPH.Herspandi, Direktur Kesenian Kemenbudpar, Dr.KP.Sulistio Tirtokusumo, Rahayu Supanggah, seniman tari Retno Maruti, KRT Diwasa Diraganagara, SSn., dan Amna Kusumo.
Dalam diskusi dipaparkan masa keemasan wayang orang Sriwedari di tahun 1960-an yang tidak saja mampu memikat ribuan penonton, melainkan juga memiliki bintang-bintang idola pada zamannya, seperti Rusman Harjowibakso yang tak tergantikan.
Menurut KRT.Diwasa, WO Sriwedari saat ini masih memiliki kendala internal mauun eksternal yang harus diselesaikan. Antar alain, manajemen yang belum tertata, kurangnya sumberdaya manusia dan konsep pertunjukan masih mengacu pola lama, meski tidak dipungkiri sudah mengalami banyak perubahan. "Sementara kendala keluarnya, kurang sosialisasi dan promosi," tegasnya.
Walikota Surakarta Joko Widodo yang membuka acara diskusi menekankan komitmennya, siap mendukung dan membangkitkan kembali kejayaan WO Sriwedari . Bentuknya seperti apa, tergantung dari hasil diskusi. Ia hanya menekankan pentingnya produk yang baik. Tentunya, tak bisa dipisahkan antara pengembangan nilai-nilai budaya dan intertainment. "Kalau Surakarta mau maju ya harus dilakukan dengan majunya pertunjukan moderen," tuturnya.
Rini
KOMENTAR