“Pas SD aku disuruh nulis sambung, ‘Ibu minum kopi’, eh malah aku terusin dengan kalimat, ‘enak sekali rasanya’. Ha...ha... Ada juga trik kalau pelajaran agama, aku selalu jatuhin pulpen ke bawah dan nunduk sampai pelajaran selesai. Soalnya aku takut banget kalau ditunjuk guru untuk baca Alquran,” ujarnya sambil tertawa.
Dapat Beasiswa
Atas kemampuannya di bidang musik juga lah di usia 16 tahun, Isyana meraih beasiswa dari pemerintah Singapura. Meski masih duduk di bangku SMA, ia dipercaya untuk menempuh pendidikan Music Performance di Nanyang Academy of Fine Arts (NAFA). Kemudian, tahun 2013 gelar Diploma in Music Performance berhasil didapatnya.
Dengan prestasi tersebut, lagi-lagi Isyana kembali meraih beasiswa penuh untuk studi lanjutan Bachelor of Music with Honours Funded Degree Programme in collaboration with RCM-London.
Ia juga terlibat banyak pertunjukan baik sebagai solois maupun dalam resital (konser berisikan sekelompok pemusik). Begitu pula ketika menunjukkan kelihaian vokalnya di panggung opera.
Namun, meski banyak tampil di pentas mancanegara tak dinyana hati Isyana tetap ingin kembali ke Indonesia. Di tengah kesibukannya menyelesaikan kuliah, ia terpikir untuk memulai karier bermusiknya di Indonesia. Lantas Keep Being You pun menjadi single pertama Isyana yang dirilis pada November 2014. Mendapat respons baik, tiga bulan setelahnya ia kembali dengan single kedua, Tetap Dalam Jiwa.
Mengapa Isyana baru belakangan mengenalkan karyanya pada publik Tanah Air? Menurut Isyana, sebenarnya tawaran sudah ia dapat bertahun-tahun sebelumnya, baik dari label dalam maupun luar negeri, “Tapi, aku tolak karena mau fokus kuliah. Ketika lulus aku ketemu label yang menawari, di situ baru klik. Ya sudah mungkin harus begini jalannya,” ujar Isyana yang berencana merilis album perdananya tengah tahun ini. Meski dibantu komposer dan arranger dari Swedia, hampir semua lagu di album tersebut Isyana ciptakan sendiri selama di sana.
Kondisi industri musik Indonesia terkini serta silih berganti solois perempuan yang ada, diakui Isyana tak membuatnya merasa takut ataupun ragu. “Bermusik itu harus jadi diri sendiri. Tiap orang punya karakter masing-masing. Aku enggak mau buang waktu membandingkan diri dengan musisi lain. Yang penting aku fokus dengan karierku.”
Lagipula bagi Isyana, “Bermusik itu seperti bercerita melalui melodi, jadi enggak perlu berpikir tentang persaingan,” ujarnya mantap.
CAROLINE PRAMANTIE
KOMENTAR