"Rombongan sepeda motor melalui prapatan Kuningan ke arah Kedutaana besar Malaysia, lalu ke jalan Gatot Subroto, dan ke Sudirman kemudian ke Fatmawati. Kita selusuri semua jalan dan dianalisa rekaman CCTV yang ada. Mudah-mudahan didapat profil pelaku dari sana, di samping kesaksian dari lokasi kejadian," ungkap Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Rikwanto kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Selasa (11/2) siang.
Sementara, polisi sudah memegang identitas sepeda motor yang sempat bersitegang di perempatan Kuningan saat rombongan Wapres akan melintas. Diungkapkan Rikwanto, sepeda motor tersebut adalah jenis Satria warna biru.
"Namun kita sedang selusuri, ini milik siapa dan ada dimana. Ini masih proses," ungkap Rikwanto lagi.
Perusakan pos polisi tersebut diduga polisi terkait dengan perkelaian antara polisi dengan pengendara motor yang tak terima saat polisi memperingatkan saat menerobos iring-iringan mobil Wapres.
Soal dugaan pelaku yang mengaku berasal dari pasukan di kesatuan tertentu, saat ini polisi masih melakukan analisa.
"Memang sejak pemukulan sampai terjadi perkelahian hingga yang bersangkutan akan datang membawa pasukan. Sekitar 45 menit kemudian datang rombongan sepeda motor menyusuri TKP. Hingga terjadi pengerubutan mobil Avanza, pelemparan mobil patroli kota sampai berputar depan Senayan dan berujung melempari pospol Bundaran Senayan dan berlanjut pelemparan pospolantas di Trunujoyo," ujarnya tanpa memperjelas kesatuan mana pelaku berasal.
Namun dari pernyataan tersebut dapat dikatakan jika peristiwa perkelahian polantas di perempatan Kuningan dan pelemparan pos polantas berkaitan erat.
Dan sebenarnya, Polri sudah berupaya menghindari kerusuhan, anggota kepolisian ditarik dari penugasan setelah kejadian bersitegang.
Masih menurut Rikwanto, modus pelemparan bisa jadi karena tidak terima akibat kejadian pemukulan. "Bisa jadi berkaitan dengan itu. Namun ini sedang diselusuri dan memerlukan verifikasi," tegasnya.
Kepolisian sendiri sudah berkoordinasi dengan pihak Garnisun dan pihak Garnisun berusaha mencari tahu siapa mereka dan dari mana asalnya.
"Sejauh ini belum ada titik terang. Hanya dikumpulkan faktanya dulu," tukasnya lagi.
Soal rambut cepak, Rikwanto hanya mengatakan jika hal tersebut memang fakta yang ada di lapangan. "Fakta ini termasuk mereka tidak menggunakan helm dan bercelana pendek," imbuhnya.
Laili
KOMENTAR