Ia sengaja melakukan ini agar terus bisa mendapatkan tunjangan atas nama suaminya, yang berhasil ia dapatkan sebesar 70 ribu pound. Geoffrey terakhir kali terlihat pada Oktober 2008 dalam usia 60 tahun. Mayatnya baru ditemukan polisi tahun lalu, setelah Departemen Pekerjaan dan Pensiun mengamati kekayaan yang dimiliki petani itu selama empat tahun terakhir.
Setelah diselidiki dan ditangkap tahun lalu, Rebekah tak bisa lagi mengelak. Dalam persidangan, terungkap fakta bahwa Rebekah mengambil tunjangan pensiun dan cacat milik atas nama suaminya selama empat tahun.
Ia mengaku bersalah atas penguburan suaminya yang tidak layak dan sah. Dua perempuan lain, yaitu Boqer-Ore-Adie (43) yang menjadi pegawainya dan Carmel Adie (24), temannya, juga mengakui perbuatan mereka.
Sedangkan Hazel Adie (20), putrid Boqer, dinyatakan tidak bersalah. Keempat perempuan tersebut, termasuk Rebekah, tinggal bersama Geoffrey di sebuah bangunan kecil yang terisolasi dari kehidupan luar. Rebekah membantu mengurus pertanian milik Geoffrey seluas 8 hektar setelah suaminya itu mengalami cacat fisik dan mempekerjakan Boqer sebagai pegawai tetap.
Keempat perempuan itu mulanya ditahan untuk ditanyai keberadaan Geoffrey. Rebekah dan Boqer mengakui penipuan itu, di mana mereka tidak melaporkan ke pihak berwenang soal kematian Geoffrey, serta mengambil tunjangan pensiun dan cacat atas nama pria itu. Rebekah dan Boqer mengajukan klaim sebesar 21.700 pound untuk tunjangan cacat dan 36 ribu pound untuk gaji pensiun.
Selain itu, Boqer juga mengklaim 9.400 pound untuk tunjangan pegawai dan 10.100 pound untuk pendapatan tambahan Geoffrey. Hakim menunda sidang hingga bulan depan setelah mengatakan bahwa hukuman penjara menanti Rebekah, Boqer, dan Carmel. Sedangkan Hazel dilepaskan dengan jaminan.
Hasuna
KOMENTAR