Tabir yang menyelimuti sosok Bunda Putri (BP) yang punya nama lengkap Non Saputri akhirnya mulai tersingkap. Aldi atau Bernaldi Djemat (40), pria yang pernah menjadi menantu BP, bercerita banyak tentang sang mantan mertua. Kata Aldi, kesan awal yang diperolehnya dari BP, "Orangnya friendly. Dia juga tulang punggung keluarga dan mungkin karena itu pembawaannya cukup tegas."
Aldi menikahi putri tunggal BP, Feni Farnita Saputri, tahun 2006. "Kemauan BP juga keras. Kalau sudah mau sesuatu, akan dia perjuangkan," tutur Aldi saat dihubungi, Kamis (17/10). Contohnya, lanjut Aldi, saat bisnis BP belum berjalan stabil. "Saya sering lihat dia melobi sana-sini untuk sesuatu yang akhirnya bisa menjadi main business-nya."
Rumah Kontrakan
Ketika itu, tambah Aldi, BP memang masih mencari-cari bisnis yang tepat. "Akhirnya tahun 2008 dia mendapat jabatan sebagai advisor untuk perusahaan minyak asal Malaysia, Petronas, di Indonesia." Untuk meraih jabatan itu pun, "Usaha dia keras sekali. Meski enggak kenal dengan pejabat tertentu, misalnya, ke Petronas dia bilang saja kenal. Setelah itu, dia akan mencari orang yang bisa memperkenalkannya dengan pejabat itu."
Pria yang pernah berseteru dengan artis Zumi Zola lantaran kasus dugaan perselingkuhan istrinya dengan Zumi ini juga menambahkan, sejak di Petronas itulah BP akhirnya mulai bisa mengenal para pejabat. Khususnya, di kementerian yang terkait dengan bidang minyak dan gas bumi.
"Akhirnya dia bisa dekat dengan pejabat-pejabat terkait, termasuk menteri. Namun pekerjaannya di Petronas hanya berlangsung 2,5 tahun." Kepada Petronas, menurut Aldi, BP mengaku sudah berusaha maksimal, hanya saja kondisi Indonesia berbeda dengan Malaysia. Di Indonesia penuh birokrasi.
"Tapi Petronas tetap pada pendiriannya, sehingga BP tidak lagi berada di sana," jelas Aldi.
Dari sumber lain, kerabat BP yang enggan disebutkan namanya, sejak kerja di Petronas BP tinggal di bilangan Pondok Indah, Jakarta Selatan, "Itu rumah yang sebelumnya dikontrak Petronas sebagai rumah dinas sekaligus kantornya, lalu diteruskan sewanya hingga kini. Kan, BP dikenal senang pamer alias show-off."
Pajang Foto Pejabat
Salah satu hal yang juga diingat Aldi, setiap BP bertemu atau mendatangi seorang pejabat, dia selalu menjadikan foto bersama pejabat itu sebagai bukti. Dan foto itulah yang lalu ditunjukkan BP ke pihak Petronas sebagai tanda dia mengenal para pejabat tadi. "Foto-foto itu juga dia pajang di rumahnya. Selama di Petronas, dia banyak bertemu para pejabat. Makanya, di rumahnya banyak foto dia bersama banyak pejabat," ujar Aldi yang mengakui, BP memang jago melobi.
Aldi menambahkan, memang benar ada foto BP bersanding dengan Purnomo Yusgiantoro, mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral yang kini jadi Menteri Pertahanan, dan perwakilan dari Petronas di Indonesia. Sebab, menurut Aldi, ketika itu memang Purnomo lah yang menjabat.
Bahkan, tuturnya, ada pula foto Mayjen Ahmadi, pendiri Partai Golkar yang juga berasal dari Cilimus, Kuningan, daerah asal BP. "Tapi BP bukan anaknya, bukan juga anak tirinya. Saya memang lihat foto Mayjen Ahmadi ada di rumahnya dan sempat tanya itu foto siapa."
Yang Aldi tahu, "Mereka sama-sama dari Cilimus. Itu saja," tandasnya. Memang, lanjutnya, BP kenal anak-anak Ahmadi karena ia bekerja di manajemen pabrik untuk bahan dasar kosmetik milik sang jenderal. "Mungkin Mayjen Ahmadi punya nilai jual, sehingga BP memajang fotonya di ruang tamu."
Usai kontraknya diputus Petronas, BP masih mencoba peruntungan di bidang minyak dan gas bumi. "Saya dengar dia bikin pabrik pupuk tahun 2011. Waktu itu saya sudah bercerai dengan Feni, jadi tak tahu lagi sepak terjangnya." Yang jelas, ia mengaku kaget kala mendengar mantan mertuanya disebut-sebut dalam persidangan tipikor kasus suap impor daging sapi. "Sebab, saya tak tahu dia bergerak di bidang itu."
Beda Foto
Lantas, benarkah BP dekat dengan Presiden SBY, seperti yang dikatakan Luthfi Hasan Ishaaq, terdakwa kasus suap impor daging sapi? Aldi enggan menanggapi benar-tidaknya kedekatan mantan mertuanya itu dengan pejabat tertentu, bila belum melihat sendiri fotonya. Namun diakuinya, ada foto SBY dan Ani Yudhoyono bersama BP.
"Tapi itu bukan (dalam rangka) foto bareng. Di foto itu, SBY dan Bu Ani sedang salaman dengan orang lain dan BP menempel ke Bu Ani, lalu difoto. Kalau benar-benar kenal, pasti (gaya) fotonya beda."
Bahwa BP berusaha mendekati SBY, Aldi mengaku tahu hal itu. Itu sebabnya, lanjutnya, BP berusaha mendekati orang-orang di lingkaran SBY. Namun hingga akhir 2011, di masa Aldi terakhir menjalin kontak dengannya, setahunya BP tak punya hubungan apa-apa dengan lingkungan Cikeas. "Baru kenal dengan orang-orang yang dekat dengan lingkungan Cikeas. Tapi kalau setelah itu BP lantas benar kenal dengan SBY, ya, mungkin-mungkin saja. Saya tidak tahu," ujarnya.
Mengenai kabar yang menyebutkan BP tahu kebijakan soal reshuffle kabinet SBY, menurut Aldi, "Dari tahun 2011 sampai sekarang, kan, waktunya hanya berselang dua tahun. Apa mungkin seorang presiden sebegitu percayanya ke seseorang yang baru dua tahun dikenalnya, sampai-sampai orang itu bisa memengaruhi keputusan presiden soal reshuffle? Itu perlu di-cross check lagi," tandasnya.
Akan tetapi Aldi sering mendengar sendiri BP kerap mengatasnamakan sesuatu atau seseorang saat berbicara, demi kepentingan bisnisnya. "Dulu, sewaktu masih zaman Orde Baru, dia juga bilang dekat dengan Keluarga Cendana. Nyatanya, waktu saya dan Feni menikah, tak ada satu pun anggota Keluarga Cendana yang datang," tukas Aldi.
Hubungan Memburuk
Menurut Aldi, BP atau Non Saputri berayahkan pria dari Kalimantan. Ibunya, perempuan keturunan Sunda bercampur Arab. Sedangkan ayah Feni orang Prancis yang dulu bekerja di perusahaan minyak Total. "Feni tak pernah tahu di mana ayahnya berada, enggak pernah dipertemukan BP dengan ayahnya. Waktu akan menikah dengan saya, dia sempat cari ayahnya untuk minta izin," kisah Aldi yang kini tinggal bersama Rayden, buah perkawinannya dengan Feni.
Saat mencari nomor kontak ayahnya, Feni diberitahu, sang ayah berada di Cilimus. "Enggak lama kemudian diberitahu, ayahnya sudah meninggal. Akhirnya dia ke makam ayahnya. Ayahnya punya hotel di Cilimus. Sekarang manajemen hotel itu dipegang kakak tiri Feni dari Prancis," terangnya sambil menambahkan, sebelum ia dan Feni menikah, BP dan anak tunggalnya itu mengontrak rumah di Jalan Bendi, Jakarta Selatan.
Setelah menikah, Feni tinggal di rumah Aldi. BP pun sempat tinggal bersama mereka sekitar empat bulan, sebelum akhirnya menyewa apartemen di Jakarta Selatan. Selama jadi mertua, sikap BP dinilai Aldi biasa saja. "Tak ada masalah, oke-oke saja."
Masalah muncul ketika ada dugaan perselingkuhan Feni dengan Zumi Zola. "Hubungan saya dan BP jadi memburuk." Saat itu, Feni minta izin kepada Aldi untuk mengantar ibunya ke pelantikan gubernur di Jambi. "Saya melarang, tapi Feni ngotot. Katanya dia pergi bersama ibunya, orang-orang kantor ibunya, dan anak saya Rayden, akhirnya saya izinkan. Ternyata acaranya bukan pelantikan gubernur dan ibunya baru berangkat sehari setelah Feni. Ini yang bikin saya marah. Itu pun bukan dengan orang kantor, melainkan dengan Hasanudin Ibrahim."
Kekecewaan Aldi pada BP pun memuncak saat mantan mertuanya memesan tiga kamar. Satu untuk Feni dan satu untuk BP. "Satu kamar lagi untuk anak saya dan pengasuhnya, tapi di lantai yang berbeda. Saya tahu ini dari anak saya dan pengasuhnya. Saya tentu sangat kecewa. Masak seorang ibu begitu sikapnya?" ucapnya kesal sambil menambahkan, BP juga cukup ikut campur dalam masalah rumah tangga Aldi. Namun ia enggan bercerita lebih detail.
"Ah, sudahlah. Itu, kan, sudah lewat. Saya bersyukur bisa move on dan hidup lebih baik. Enggak ada yang saya sesali sekarang," tutur Aldi yang saat ditanya, mengaku tak tahu berapa aset kekayaan BP. Ia juga mengaku tak tahu apakah BP menikahkan Feni dengannya lantaran ia berasal dari keluarga pengacara terkenal, Gani Djemat. "Yang jelas, saat itu saya dan Feni menikah karena saling cinta."
Lahirnya Sebutan Bunda
Selanjutnya, Aldi berkisah, soal suami sang mertua. Setelah bercerai dengan ayah Feni, lama kemudian BP menikah dengan Lukman. "Bekerja di kantor kotamadya di DKI Jakarta." Setahu Aldi, hanya dua pria itu yang pernah menikah dengan BP. Namun ada yang orang Cilimus yang memberitahu Aldi, BP pernah pulang ke Cilimus bersama pria yang diperkenalkan sebagai suaminya, termasuk Hasanudin Ibrahim (kini Dirjen Hortikultura Kementerian Pertanian, Red.), Aldi mengaku tak tahu. "Setahu saya dan Feni yang waktu itu belum bercerai, BP dan Ibrahim hanya pacaran saja."
Tentang Dirjen Hortikultura ini, memang tak ada penjelasan yang jelas. Termasuk dari sang dirjen. Hanya saja, didapat kabar dari lingkungan Kementerian Pertanian, BP adalah istri siri sang dirjen. "Rumornya seperti itu," kata sumber di sana.
Yang menarik, kisah Aldi, pada suatu hari BP pernah menyebut dirinya dengan nama Bunda Putri, seperti yang dikenal orang saat ini. "Akhirnya, orang-orang di kantornya juga menyebutnya begitu. Padahal, sebelumnya tak ada yang memanggil dia 'bunda'. Saya dan Feni, dulu memanggilnya Mama," tutur Aldi yang di ujung pernikahannya dengan Feni mengaku sempat bertengkar dengan BP. "BP berkolaborasi dengan Zulkifli, ayah Zumi Zola, untuk memasukkan saya ke sel," katanya gusar.
Padahal, lanjut Aldi, tak ada pasal yang bisa menjeratnya dalam kasus itu. BP lalu menyarankan kepada Zulkifli untuk menggunakan pasal tertentu, yang sebetulnya untuk kasus yang sudah lewat enam bulan. Ketika itu, Aldi bermasalah dengan Rudi Rahmat, asisten BP. "Permintaan damai datang dari BP, namun surat pernyataannya digantung terus agar ketika terjadi sesuatu, bisa dia gunakan. Tapi saya enggak dendam kepada BP, hanya saja sudah hilang respek. Hubungan buruk saya dengannya memperburuk hubungan saya dengan Feni."
Seperti Laki-laki
Selain Aldi, kerabat dekat BP menambahkan, sebelum di Petronas, BP bukanlah siapa-siapa dan belum jadi apa-apa. "Tapi tiap ketemu pejabat di Petronas, dia selalu bilang sudah kenal lama para pejabat itu. Jadi, kalau saya ditanya apakah BP kenal dekat dengan Keluarga Cikeas, saya sudah tak tahu mana yang benar dan tidak. Yang jelas, dia sering mengaku-ngaku," tuturnya.
Kerabat BP ini tak ingin menyalahkan sikap BP yang seperti itu, karena menganggap itu strategi bisnisnya. "Kalau dia tak mengaku kenal si ini atau si itu, mungkin dia tak akan dilirik. Tapi selama ini memang tak ada cerita langsung dari BP soal kedekatannya dengan Keluarga Cikeas. Kalau dia dekat dengan pejabat kementerian, pasti ada fotonya di rumahnya," tandasnya sambil menambahkan, Non Saputri dikenal sebagai orangtua tunggal yang gigih. "Pekerjaannya seperti laki-laki, termasuk keluar-masuk hutan," pungkasnya.
Hasuna Daylailatu
foto-foto: ISTimewa
KOMENTAR