TabloidNova.com - Sekolah dan Asrama Anak Berkebutuhan Khusus Santa Maria Imaculata Autism Boarding School yang dipimpin Dra.Imaculata Yanuar, M.Si membantah pihaknya telah melakukan penganiayaan baik secara fisik maupun seksual terhadap SAH (14) seperti yang dituduhkan TH, ayah SAH.
Sebelumnya,TH yang menitipkan SAH di asrama tersebut pada 19 Maret lalu mendatangi Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) untuk melaporkan dugaan penganiayaan yang dilakukan pihak asrama.
Imaculata mengatakan, lebam-lebam yang dialami SAH merupakan indikasi penyakit kelainan imunitas yang disebut IdiophaticTrombocytopenic Purpura (ITP), di mana trombosit dalam darah terus menurun sehingga tubuh mudah mengalami lebam dan anak harus menjalani transfusi darah.
"SAH juga sering mengorek-ngorek lukanya sendiri. Sedangkan luka pada telapak kakinya adalah akibat dijejak (ditekan) yang disengaja oleh SAH ketika sedang menjalani pengobatan dengan terapi moxa, obat tradisional Tiongkok. Jadi, laporan Saudara TH akan adanya kekerasan fisik terhadap SAH di sekolah kami adalah tidak benar dan merupakan fitnah," tandas Ima saat jumpa pers di kantor Komnas PA, Senin (9/6).
Ima mengaku asrama yang dihuni 36 siswa itu pernah didatangi TH dan dua orang lainnya, salah satunya wartawan pada 19 Maret silam. Selain berteriak-teriak mengancam akan menutup sekolah, menurut Ima TH juga mengancam akan menyebarkan tuduhan penganiayaan itu ke publik bila pihak asrama tidak mengabulkan tuntutannya, yaitu mengganti biaya pengobatan SAH sebesar Rp 35 juta dan biaya berobat Rp 11 juta per bulan sampai sembuh.
"Karena waktu pertama datang ke kami dia mengaku sebagai orang yang tidak mampu, waktu SAH masuk rumah sakit pada bulan Februari, yayasan kami membayar Rp 20 juta untuk biayanya. Tadinya, saya mau memberikan uang lagi Rp 15 juta untuk pengobatan berikutnya. Namun, saya jadi tahu ternyata dia berbohong waktu saya mampir ke rumahnya sebelum ke rumah sakit. Ternyata rumahnya mewah dan motor gedenya ada tiga," ujar Ima.
Ima lalu mengurungkan niatnya memberikan uang tersebut. Merasa tidak melakukan apa yang dituduhkan TH, Ima mengaku tenang saja dan tak mau meladeni tuntutan tersebut. Mediasi pertama yang dijembatani oleh Komnas PA urung dilakukan karena Ima sakit.
Belum sempat melakukan mediasi kedua, TH telah berbicara pada media soal tuduhannya tersebut, sehingga Imaculata didatangi banyak wartawan. Itu sebabnya, Ima merasa perlu meluruskan berita yang terlanjur beredar dengan menggelar jumpa pers di Komnas PA.
Hasuna
KOMENTAR