"Saat saya diberitahu beliau wafat, sayacross check kepada teman-teman yang lain. Sempat dibilang tidak benar.
Namun pada saat ada kabar pukul 18.30 WIB semalam (8/6) sayapun ragu-ragu. Saat kembali di-cross check, Pak Pramono Anung menegaskan jika beliau telah wafat," ungkapnya. Kepergian Taufiq ini sontak menimbulkan kesedihan yang mendalam bagi Yusril.
"Bagi saya beliau itu kakak yg lucu dan suka bercanda. Dia suka tertawa dan selalu mendorong kita untuk tegak dan maju ke depan. Dia selalu berikan nasehat untuk adik-adiknya," kesan Yusril akan mendiang.
Yusril mengaku telah mengenal Taufiq sejak tahun 1980 ketika masih mahasiswa. "Saat itu beliau kami tuakan sebagai sesama aktivis dari Sumatera Selatan. Saya waktu itu aktivis HMI dan beliau adalah aktivis GMNI. Tapi beliau betul-betul mendorong kita untuk maju dan tidak pernah membeda-bedakan.
Dia selalu mendorong saya untuk menjadi anak Masyumi yang sejati," kenang Yusril.
Rupa-rupanya, walau aktif di GMNI Taufiq tak pernah lupa latar belakang keluarganya yang banyak merupakan aktivis Masyumi.
"Kendati beliau aktif di GMNI dan PDIP tetap menyadari akar dari keluarganya yang berlatar Masyumi," terang Yusril.
Hal yang paling membuat Yusril berat akan kepergian Taufiq, dirinya merasa sangat banyak berhutang budi pada mendiang. "Beliau sudah sangat banyak membantu saya dalam keadaan senang dan susah," ungkapnya menahan emosi.
Hal yang berkesan bagi Yusril akan mendiang, setiap kali datang ke rumah Taufiq, mereka selalu mengobrol panjang sekali sambil tertawa-tawa. "Dia selalu cerita lucu-lucu dan menganggap saya sebagai adik. Bagi saya itu sebuah kenangan yang tak bisa saya lupakan selama-lamanya," tukas Yusril.
Laili
Rilis Inclusivision Project, Honda Beri Wadah Teman Color Blind Ekspresikan Diri
KOMENTAR