"Kalau tidur, F suka mengigau. Dia suka teriak "Om Jangan! Om Jangan!'. Saya juga sempat ditendang dan dipukul kalau dia sedang mengigau," ungkap MH dengan mata sembap.
Bahkan hingga 2 minggu lalu, F masih mengigau dan berteriak seolah kejadian tersebut berulang dalam tidurnya. Orangtua MH sendiri tidak tahu apa yang harus dilakukan dengan kondisi psikologis anaknya. "Sudah beberapa kali konsultasi psikologi, tapi selanjutnya kan harus bayar. Siapa yang mau menanggung lagi?" ujarnya pilu sembari menatap F yang kini kerap ketakutan dan tidak mau disentuh orang asing.
Demi menenangkan sang putra, R rela selalu mendampingi di setiap persidangan. "Bapaknya sampai hampir dipecat dari pekerjaan menjadi Guru honorer di SD 1 Pulo Gadung," tukas MH sedih.
Belum lagi, keluarga pelaku juga kerap mengintimidasinya saat menghadiri persidangan. Mereka kerap datang membawa-bawa spanduk. Dan sekali waktu, putri pelaku juga pernah meludahi F dan orangtuanya ketika bertemu di pengadilan.
"Mereka bilang kalau pelaku bakal segera bebas dan akan membalas saya. Saya tidak takut, kalau perlu saya bunuh sendiri dia (pelaku) kalau sampai bebas," tandas MH penuh emosi.
Laili
KOMENTAR