Sabtu (18/5) kemarin Fanny Wijaya (16) siswa kelas 3 SMP swasta di Depok nekat gantung diri di rumah orangtuanya di Perum Rani Jaya RT 03/07, Pondok Petir, Bojongsari, Depok.
Panik, keduanya berusaha memotong kain dan menurunkan korban. Sayangnya, tubuh korban sudah kaku dan dipastikan tak bernyawa.
Orangtua korban sempat bingung mengapa Fanny nekat bunuh diri. Saat penyidik Polsek Metro Sawangan mengumpulkan keterangan, kakak korban juga beberapa rekan korban mengakui jika Fanny sempat khawatir tidak lulus UN mengingat dirinya lemah dalam pelajaran matematika.
Kenyataan ini mengusik KPAI, sebagaimana diungkapkan Ketua Satgas PA, M. Ihsan. Lembaga pembela hak anak ini berharap akan sistem evaluasi belajar siswa yang lebih akomodatif terhadap kemampuan siswa.
"Masukannya sistem evaluasi hasil belajar siswa dikembalikan ke guru dan sekolah untuk menggambarkan hasil siswa belajar siswa, semua yang ikut proses semua lulus, jika dilaksanakan UN hanya untuk pemetaan kemampuan siswa secara nasional dan tidak menjadi syarat ke lulusan, dilaksanakan setelah anak selesai dari sekolahnya," papar Ihsan panjang lebar.
Diharapkan, tidak ada lagi Fanny yang lain jika sistem evaluasi pendidikan di Indonesia sudah diperbaiki.
Laili
KOMENTAR