Saat ditemukan di area perkebunan, kata Kapolres Asahan AKBP Yustan Alfiani, jasad korban hangus terbakar dari pinggang hingga wajah.
Setelah melakukan pembunuhan, tuturnya, tersangka sempat berpura-pura mencari korban lewat FB dan menulis status di wall-nya, 'Adek pulanglah, orang-orang kampung sudah menuduh aku yang membunuh Adek', begitu tulis FND di akun FB-nya."
Sabtu (20/4), tersangka sempat melarikan diri ke Medan, "Tapi beberapa jam kemudian polisi berhasil meringkusnya. Dia sempat menjual motor milik Winda seharga
Rp 700 ribu, dipakai untuk beli baju dan main internet di warnet."
Hukuman seumur hidup kini mengancam FND. Dari balik selnya di Polres Asahan, pria berusia 20 ini mengaku bersalah namun tak menyesal telah melakukan perbuatan keji itu. "Saya memang sudah lama menyimpan dendam karena cinta saya ditolaknya."
Ia mengaku mengenal Winda sekitar 10 bulan lalu lewat FB. "Setelah bertemu langsung, ternyata kami satu kampung. Saya memang pernah mengutarakan niat ingin memacarinya tapi dia tak menerima cinta saya."
Gayung tak bersambut, FND dan Winda tetap berteman, sampai kemudian peristiwa itu terjadi. "Saya juga sempat menangis meski tidak ada perasaan menyesal. Saya juga enggak tahu kenapa tiba-tiba dendam sama dia."
Sebenarnya, lanjutnya, ide ingin menghabisi korban muncul secara tiba-tiba. "Saat itu memang ada perasaan takut. Makanya, biar tidak diketahui orang, setelah saya cekik, tubuhnya saya bakar untuk menghilangkan sidik jari saya di leher dia," papar FND seraya menunjukkan bekas cakaran Winda di wajah dan tangannya.
Namun FND mengaku, belakangan ia kerap dihantui mimpi bertemu Winda. "Ya, sekarang saya sering didatangi korban lewat mimpi. Bahkan arwahnya sering mondar mandir di depan saya," tukas bungsu dari lima bersaudara dengan nada datar.
Masih tanpa ekspresi, dia melanjutkan, "Nanti kalau sudah bebas saya janji akan minta maaf ke orang tua Winda."
Dibakar Dua Kali
Peristiwa keji juga menimpa Priya Pustipa Restanti (16) siswi SMK YPPK Maguwoharjo Depok, Sleman, Yogyakarta. Ia ditemukan tewas dengan tubuh terbakar di bawah pohon bambu area persawahan Kringinan, Selasa (16/4) sore.
Priya pamit meninggalkan rumah seminggu sebelumnya. Kepada orangtuanya ia bilang akan menghadiri acara makan-makan bersama sahabatnya. Karena tak kunjung pulang, keluarga lalu melaporkan hilangnya Priya ke Polsek Ngemplak.
Jasad korban pertama kali ditemukan oleh Suwandi (33) yang tengah mencari rumput dan curiga mengendus bau tak sedap di sekitar pohon bambu. Setelah didekati, ia melihat potongan telapak tangan, kaki, dan tulang belulang. Penemuan ini jelas membuat geger warga sekitar.
Kapolres Sleman AKBP Hery Sutrisman menjelaskan, Selasa (9/4) sore Priya diajak BB pergi makan. Di tengah jalan keduanya bertemu BG. Bertiga, mereka pergi ke rumah kosong milik keluarga YN. "Ketiga lelaki itu menenggak minuman keras di rumah itu."
YN lantas menghubungi empat teman lainnya untuk datang. Setelah berkumpul, mereka mabuk dan memaksa korban ikut minum miras. Priya kemudian pingsan dan diperkosa bergiliran. Esok paginya, kepala korban dipukul balok kayu hingga tewas. Untuk lebih memastikan kematiannya, leher Priya pun disayat sebilah pisau.
Malam harinya, para pelaku kembali mendatangi rumah kosong itu untuk membuang jasad korban ke kawasan Selomartani, menggunakan sepeda motor. Perhiasan emas dan sepeda motor Honda Vario milik korban diambil dan uang hasil penjualannya mereka bagi rata. Seperti tak cukup dengan membunuh, tubuh remaja malang ini bahkan dibakar hingga dua kali untuk menghilangkan jejak. Alasannya, jasad korban tak henti menebarkan bau busuk.
Menurut YN, korban adalah mantan pacarnya yang sudah putus enam bulan lalu. Motif pembunuhan berdasarkan pengakuan para tersangka dikarenakan korban diduga telah hamil. Namun pembuktian ini tak mudah dideteksi secara medis mengingat kondisi tubuh korban sudah hancur terbakar saat ditemukan.
Debbi, Ade
KOMENTAR