Selain itu, Polresta Tangerang juga menurunkan tim identifikasi ke TKP pada hari yang sama ditemukannya jasad Nur (19/3). Akhirnya kecurigaan mengerucut pada salah satu rekan korban berinisial DS. Kepada petugas, DS mengaku menganiaya Nur hingga tewas karena sering diejek oleh rekannya tersebut. Dan, pada akhirnya timbul rasa ingin membalas dendam.
Atas pengakuan DS pula akhirnya polisi melakukan pra rekonstruksi pada Kamis (28/3) kemarin. "Kami tidak langsung percaya apa yang disampaikan DS. Oleh karena itu perlu dilakukan pra rekonstruksi untuk menguji secara ilmiah apa yang disampaikannya," terang Shinto.
Sayangnya, saat dilakukan pra rekonstruksi diketahui jika apa yang dipaparkan DS masih penuh kejanggalan.Pertama, Ibu pemilik warnet (lokasi yang dikatakan DS TKP Nur dipukuli hingga meninggal dunia), HW, mengatakan jika DS tidak pernah mampir ke warnetnya. "Anak saya jaga di warnet sejak jam 17.00 Wib sampai malam, namun pada hari itu, DS tidak main ke warnet," ungkap HW pada penyidik Polresta Tangerang datang ke warnet tersebut.
Selain keterangan DS bertentangan dengan saksi, polisi juga meragukan jika DS membunuh Nur di tempat itu karena warnet tersebut terlampau sempit, dan pasti akan menimbulkan kegaduhan.
\Selama pra rekonstruksi, petugas meminta DS memeragakan 15 adegan mulai menjerat korban hingga dibawa ke kamar mandi lapak dan ditinggalkan. Kendati hingga saat ini, status DS belum bisa dipastikan karena kejanggalan-kejanggalan yang ditemukan saat pra rekonstruksi. "Tentang status DS, kami akan melakukan gelar perkara di Polsek Pasar Kemis, dan diharapkan nanti dapat dilihat peran DS dan kemungkinan pelaku-pelaku lainnya," pungkas Kompol Shinto Silitonga.
Laili
Laili
KOMENTAR