Suasana rumah Nurmala Dewi br Tinambunan dari luar terlihat sepi seolah tak berpenghuni. Apalagi, bangunan bercat hijau itu ditutupi kawat besi. Membuat rumah yang terletak di Jl Pertanahan Gang Indah, Dusun 6, Patumbak Kampung, Kabupaten Deli Serdang itu tampak gelap gulita. Namun tak lama ayah Dewi, Lismen Tinambunan, muncul. Ia didampingi sang istri Suryani boru Sihotang lantas berkisah soal Dewi.
Menurut Suryani, di hari nahas itu, Kamis (7/2), seperti biasa ia menjemput Dewi pulang kerja karena khawatir anaknya dicelakai seseorang. "Begitu sampai rumah, adiknya Dewi buka pintu pagar, tapi tiba-tiba seorang pemuda mengendarai motor langsung menembak Dewi dari jarak agak jauh. Kami kaget, sementara tubuh Dewi perlahan ambruk. Saya yang lihat langsung kejadian tak bisa berbuat lain selain menangis histeris dan minta tolong," tutur Suryani pedih.
Warga sempat mengejar pelaku penembakan, namun tak terkejar. Dewi pun dibawa ke rumah sakit (RS). Sayang, setiba di RS Dewi mengembuskan napas terakhirnya. Akibat peluru mengenai rusuk kanan hingga menembus rusuk kiri dan Dewi kehabisan darah. "Rasanya pedih sekali melihat penderitaan anak sulung saya. Anak yang saya kasihi dan jadi tulang punggung keluarga, ditembak pelaku persis di depan mata saya," ujar ibu tiga anak ini terisak.
Surat Kesepakatan
Sebelumnya, kata Suryani, sekitar tahun 2008 tetangganya yang tak jauh dari rumahnya, Rumondang boru Silaban, sempat memperkenalkan Dewi kepada adiknya yang bernama Berton Silaban. "Dikenalkan sekitar empat tahun lalu. Bahkan, Dewi juga diperkenalkan ke orangtua Berton di Desa Silaban, Hasundutan. Tapi setahu saya Dewi hanya berteman dengan Berton, belum pacaran," kata Suryani seraya berkata, Dewi masih enggan berpacaran karena ingin berkarier dulu.
Sejak itu, hubungan keluarga Dewi dan Berton kian akrab dan kompak. Di sisi lain, kedekatan Dewi dan Berton diketahui IP (60), pemilik perusahaan ekspor-impor tempat Berton bekerja di Batam. Diduga, IP memiliki hubungan spesial dengan Berton. Suatu kali, "Berton terlibat kasus penggelapan uang di tempat kerjanya itu. Maka, kami beramai-ramai datang ke sana. Dewi juga ikut, termasuk orangtua Berton dan saya. Sampai di Batam, kami bertemu IP. Saat itu dia sempat bicara ke saya. Kawinkan sajalah si Dewi dengan pria lain, nanti kalian aku beri emas. Memang, si IP itu kaya raya," ucap Suryani menirukan Ida.
Bahkan, lanjut Suryani, saat mereka berada di Batam, dibuatlah surat pernyataan bahwa Dewi dan Berton tak boleh lagi berhubungan. "Surat itu ditandatangani Dewi, saya, IP, dan lainnya. IP berbuat begitu, pasalnya dia ternyata sudah 15 tahun berhubungan dengan Berton. Sebenarnya suami IP sudah tahu. Tapi dia pura-pura tak mau tahu," papar Suryani yang lalu mengaku diberi uang Rp 10 juta oleh IP saat akan kembali ke Medan.
Menurut Suryani, Berton 'dipelihara' Ida lantaran, "Setahu kami, si Berton itu dijadikan sebagai penglaris usaha IP. Jadilah dia seperti cacing kepanasan saat tahu si Berton dekat sama Dewi. Bukan hanya Dewi, siapa pun perempuan yang mau menikah dengan Berton selalu dihalang-halangi IP."
Setelah persoalan di Batam selesai, "Kami kembali ke Medan. Tapi si Berton diantarkan Rumandong dari kampung Silaban pakai mobilnya ke Desa Besitang. Keluarga Berton bilang, Berton mau disembunyikan."
Pada tahun 2011, kata Suryani, Dewi mendapat penempatan sebagai PNS di Nias. Kepada Suryani, Dewi mengaku, selama di Nias sering diteror orang tak dikenal. Dewi bahkan sempat ditikam dua kali dan tubuhnya dibuang ke parit. "Untung Dewi selamat. Kami yakin, yang menyuruh itu orang-orang suruhan IP," sambung Lismen bertubi-tubi.
Lismen pun yakin, IP lah orang yang berada di balik pembunuhan anaknya itu. "Saya yakin pasti IP biang keroknya. Dia juga yang meneror ingin melenyapkan nyawa Dewi. Siapa pun orang yang sudah meneror anak saya, dia manusia yang tak manusiawi!" umpat Lismen.
Masih menurut Lismen, saat ini, hubungan keluarganya dengan keluarga Berton jadi memburuk pasca peristiwa itu. "Saya tak tahu kenapa. Tapi mungkin si Rumondang ini kongkalikong dengan IP. Sebab, begitu anak saya ditembak, besoknya dia pergi ke Batam."
Di mata Suryani dan Lismen, Dewi adalah anak yang baik. "Tiap pulang kerja, dia jarang ke luar rumah. Mungkin dia mau kasih contoh buat adik-adiknya. Dia juga pendiam. Jadi, saya ingin pembunuhnya dihukum seberat-beratnya!"
Sementara itu, Rumondang br Silaban (42), saat ditemui di rumahnya yang tak jauh dari rumah pasangan Lismen-Suryani, mengatakan, "Bukan hanya Dewi yang sudah tiada, adik aku si Berton pun kini disembunyikan keluarga Dewi di Besitang, di lokasi perkebunan milik ayah Dewi."
Menurutnya, "Sebenarnya suamiku, Hotma Siregar, pernah mau menjodohkan Dewi dengan Berton. Tapi ibunya Dewi bilang, apa pantas menjodohkan anaknya dengan pria yang sudah tua? Padahal usia adikku masih 34 tahun. Apalagi dia lelaki, tak perlu cepat menikah," ujar Rumondang seraya mengaku, hubungan cinta Berton dan Dewi sudah terjalin selama lima tahun.
Setelah pulang dari Batam ramai-ramai itu, kata Rumondang, keluarga Lismen lah yang menyembunyikan Berton di Besitang. "Di situlah Berton diamankan. Saya baru tahu, Berton disembunyikan karena dia ketahuan pacaran dengan IP."
Menurut Rumondang, "Adik saya, kan, kerja di perusahaan ekspor dan impor. Posisinya tak selalu di Batam, kadang harus ke Jakarta atau Medan. Sejak pacaran dengan Dewi, saat dia ke Medan, sering pinjam mobil suami saya untuk mengajak Dewi dan adik-adiknya piknik," papar Rumondang yang merasa kesal, sudahlah adiknya hilang ia malah dituding warga kampungnya ikut terlibat menghabisi Dewi.
Rumondang juga mengatakan, Dewi mau pacaran dengan Berton lantaran adiknya itu kerap memberi Dewi uang. "Itu semua karena uang. Berton sering kasih Dewi uang, Rp 10 juta, Rp 3 juta, dan terakhir Rp 300 juta untuk biaya pernikahan mereka."
Bukan Pacaran
Tim juru periksa Unit Jatanras Sat Reskrim Polresta Medan kini masih terus memeriksa secara intensif tersangka IP dan delapan tersangka lain, yang terdiri dari dua oknum polwan dan satu oknum polisi, satu anggota TNI, dan masyarakat sipil atas kasus penembakan bidan Dewi hingga tewas. Semuanya ditangkap di Jakarta, Selasa (5/3) lalu. Wakasat Reskrim Polresta Medan AKP Hendra Eko Tri Yulianto SIK, SH, mengatakan, seluruh tersangka dijerat pasal 340 subsider 338 yo pasal 55 dan 56 KUHPidana tentang pembunuhan berencana. Menurut Hendra, IP mengaku telah mengeluarkan uang Rp 2 M untuk dibagi-bagikan kepada tersangka lain usai berhasil membunuh Dewi.
Sedangkan penasihat Hukum IP, Niko Nixon Situmorang, SH, menjelaskan, "IP sebelumnya melaporkan Berton ke polisi. Berton adalah anak Tulang (paman, Red.) kandung IP. Sehingga kariernya di PT Marsada Jaya, perusahaan milik IP, cepat melejit. IP juga memberikan jabatan direktur operasional. Namun, lanjut Niko, tak ada hubungan asmara antara IP dan Berton. "Mereka bersaudara, kok," tukas Niko.
"Sebenarnya Berton sudah sering menggelapkan uang perusahaan, tepatnya sejak 2008. Dia sering menghilang lalu muncul lagi. Pada 2011, Berton menghilang lagi. Total uang yang ditilapnya dari perusahaan sekitar Rp 1 M. Seiring menghilangnya Berton dan atas laporan klien saya, Berton kini menyandang status buronan."
Niko melanjutnya, "Klien saya menduga, Berton memberikan uang itu ke Dewi dan keluarganya. Memang, Berton sempat mengembalikan uang itu ke IP, tapi cuma Rp 20 juta beserta sebuah cincin emas. Karena itu IP menyuruh orang mencari Dewi."
Ditanya apakah benar IP yang menyuruh sejumlah orang untuk menghabisi Dewi, Niko meminta agar semua pihak menggunakan azas praduga tak bersalah. "Tak ada klien saya menyuruh membunuh Dewi. Lagi pula, para tersangka membantah semua tuduhan. Jadi, biar pengadilan saja yang membuktikan."
Debbi Safinaz
KOMENTAR