"Saya ingat, saat usia 12 tahun dan pertama kali di penjara. Saya bunuh orang karena saya dikatain 'Cina'. Jangan main-main dengan rasis," ungkapnya kepada tabloidnova.com, Senin (28/1).
Sejak kasus kicauan Farhat di twitter, Anton mengaku tidak simpati lagi dengan Farhat Abbas. "Saya respek karena Nia (Daniati, istri Farhat). Dulu saya sering besuk mantan suami Nia (Sam) di penjara. Kebetulan saya dan dia satu penjara," ujar Anton.Hubungan baik Anton dengan Nia Daniati diakuinya masih terus berjalan hingga saat ini. "Dia (Nia) sempat SMS, tapi saya tidak jawab," ujarnya lagi.
Anton hanya ingin mengingatkan agar Farhat berhati-hati dalam tindakan dan perkataan. "Sebagai ustad, saya ingin ajak dia agar bijak," tandas Anton.
Anton menepis jika dirinya hanya mendengar-dengar kicauan Farhat. Anton mematahkan serangan Farhat yang mengatakan dirinya tak punya akun twitter. Di BB nya, Anton menunjukkan Twitter @H_Anton_Medan yang sudah dimilikinya sejak 19 Agustus 2010.
Demi meluruskan semua, Anton memenuhi panggilan penyidik Direskrimsus Polda Metro Jaya terkait laporannya soal kejahatan IT yang dilakukan Farhat.
Dalam penyidikan yang berlangsung sekitar satu jam, ada 9 pertanyaan yang diajukan penyidik seputar isi kicauan Farhat, adanya kerugian moril dan materiil yang dialami serta dari mana mendapat info mengenai kicauan SARA Farhat.
"Karena menebar kebencian, saya ingin supaya tuntas dengan pengadilan. Siapapun, apalagi dia (Farhat) adalah intelektual dan praktisi hukum. Oleh karena itu saya juga minta ke Menkumham agar SK pengacaranya dicabut karena dia tidak paham pilar kebangsaan," tukasnya. Permohonan Anton Medan ini sudah direalisasikan dengan melayangkan surat sekitar sepekan lalu. Menurut rencana, pekan depan Anton akan kembali memenuhi panggilan penyidik untuk BAP lanjutan terkait laporannya.
Laili
KOMENTAR