Lalu, bagaimana dengan hak patennya? Brand internasional saja kadang sulit membuat hak paten. Beda sedikit saja modelnya, hak patennya sudah tak berlaku lagi. Sementara suvenir harus per desain patennya. Bayangkan berapa desain yang harus dipatenkan? Tapi kami tak khawatir akan ada yang meniru, sebab Nalini selalu membuat produk baru. Di Indonesia masih banyak materi yang bisa diangkat jadi suvenir. Meski banayk pesaing, kami tak takut. Justru kami sering saling bertukar bahan baku.
Kunci Komunikasi
Jadi, bagi yang ingin melakukan bisnis, jangan takut memulai. Selalu dimulai dengan langkah pertama untuk bisa berlari kencang. Perhitungkan risiko dengan baik jika harus melepas pekerjaan tetap untuk berbisnis. Tak ada larangan menjadi follower, asalkan terus berinovasi. Namun, jangan mencampuradukkan penghasilan bisnis dengan dengan uang pribadi. Akan tetapi, memang lebih baik jika bidang usaha adalah hal yang disukai, sehingga memiliki hasrat (passion) besar.Tapi ingat, bisnis apapun, punya risiko kegagalan. Untuk bisa menguasainya, kenali industrinya, kenali pesaingnya, dan kenali pasarnya. Yang juga penting, kenali kekuatan diri sendiri.
Perbedaan pendapat dengan rekan bisnis juga pasti ada. Hanya saja ketika memulai ber-partner harus ada visi dan misi yang sama. Bukan bicara soal uang, keuntungan, tapi kesamaan visi dan misi. Begitu juga dengan menjaga kepercayaan, sebab jika sudah tak ada trust akan susah menjalankan bisnis.
Bagi aku, perbedaan pendapat sebetulnya dikarenakan masing-masing ingin yang terbaik. Tak ada yang saling menjatuhkan satu sama lain. Tantangan terbesarnya, ya, komunikasi. Apalagi aku dan Feta, masing-masing punya kesibukan tersendiri dan tinggal berjauhan. Maka, sekecil apapun persoalan atau saat punya ide, harus selalu didiskusikan bersama, entah lewat email ataupun bentuk komunikasi lain. Yang penting, masalah bisa selesai.
(TAMAT)
Noverita K. Waldan
KOMENTAR