James kembali berkata, "Saya bisa mati pada saat itu, John, ketika rekan satuanmu menjatuhkan bom kepada orang-orang yang telah menandatangani sertifikat kematian saya. Andai saya masih punya waktu. Saya berharap bisa mendapatkan kebebasan dan bertemu keluarga saya lagi. Namun kapal ini sudah membawa saya pergi. Saya kira saya hanya bisa berharap andai saya bukan orang Amerika."
Setelah sang jurnalis mengatakan itu di hadapan anggota IS, seseorang langsung mengeluarkan pisau berukuran besar dan mengarahkan kamera kepadanya untuk memberi peringatan kepada Presiden AS Barrack Obama.
Pria itu berkata, "Nah, sekarang tergantung padam, Obama, Obama, mengabaikan hak-hak orang Muslim untuk hidup aman di bawah pemerintahan Islamic State, hanya akan membawa dampak pertumpahan darah bagi orang-orangmu." Selanjutnya, pria itu menghilang dan muncul kembali dengan kelapa James yang sudah terpenggal.
Sebuah akun Twitter yang baru saja dibuat oleh keluarga James Rabu (20/8) malam menuliskan, "Kami mengerti, banyak di antara Anda mencari kebenaran soal video itu. Mohon bersabarlah hingga kami semua mendapatkan semua informasi yang jelas, dan teruslah panjatkan doa untuk James Foley."
Video berusarasi sekitar 5 menit itu sejak Rabu (20/8) malam sudah tak bisa lagi disaksikan di YouTube, setelah sebelumnya muncul dan dengan cepat tersebar ke seluruh penjuru dunia. Sementara itu, akun yang mengunggah video itu kini sedang diselidiki.
Seorang sumber dari pihak badan intelejen AS mengatakan, pihaknya sedang bekerja keras untuk memferivikasi asal-usul video tersebut hingga saat ini.
Intan Y. Septiani/Tabloidnova.com
Sumber MIRROR.CO.UK
KOMENTAR