Seperti yang dikatakan oleh presenter berita Channel 4, Krishnan Guru-Murthy dan ketua anggota parleman Inggris Louise Mensch, yang ikut menyerukan melalui akun Twitter mereka agar para pengguna media sosial tidak menyebarluaskan kembali video yang mengerikan itu.
Mereka mengatakan, jika video itu semakin menyebar luas ke seluruh dunia, dampaknya jsutru akan semakin menguatkan posisi kelompok teroris itu dan seolah menyemangati mereka untuk terus bertindak lebih militant.
Guru-Murthy mengatakan, "Dampak dari semakin tersebar luasnya video pemenggalan kepala seorang jurnalis itu hanya akan membuat warga dunia resah. Dan kita tidak akan bisa menolong dengan menonton ataupun menyebarkan video itu."
Sementara Louise Mensch mengungkapkan dalam Twitter-nya agar dibaca oleh para follower-nya, "Lebih baik Anda semua menyebarluaskan foto diri mendiang jurnalis James Foley saat ia masih hidup, ketimbang menyearkan foto dirnya saat sudah terpenggal kepalanya di tangan pembunuh keji."
Selain mereka berdua, bintang film senior asal AS, Mia Farrow, juga mengajak orang-orang untuk memblokir video itu agar tidak tersebar semakin luas dan disaksikan oleh orang-orang yang sebenarnya tidak boleh melihat adegan itu. "Jangan biarkan mereka merajalela," tegas Mia melalui media sosialnya.
Dalam video itu terlihat seorang teroris yang tak diketahui identitasnya dalam balutan baju serba hitam bicara dalam bahasa Inggris mengaku telah meemnggal kepala seorang pria yang diklaim sebagai James Foley.
Video yang diberi judul "A Message To America" ini mulai terunggah ke media sosial sebagai respons pihak teroris atas gempuran pasukan udara AS yang melawan kelompok Islamic State (IS) di Irak. Sementara itu, tak mudah untuk mengidentifikasi di wilayah mana video itu diambil.
Bahkan pria yang mengenakan pakaian serb ahitam lengkap dengan penutup wajah yang menyisakan bagian matanya saja ini juga mengaku akan melakukan hal serupa kepada tawanan AS lainnya, yang disebutnya juga berprofesi sebagai jurnalis bernama Steven Sotloff. Pria itu juga mengatakan, "Nasib jurnalis kedua ini sangat tergantung pada keputusan Presiden Obama selanjutnya."
James berkata, "Saya serukan kepada teman-teman saya, keluarga saya, dan orang-orang yang saya cintai, untuk mengetahui bahwa kematian saya adalah tanggung jawab Pemerintah AS. Apa yang nantinya akan terjadi pada diri merupakan hasil dari tindakan criminal yang telah mereka lakukan.
Kepada saudara lelaki yang bernama John,yang merupakan anggota Angkatan Udara AS, James mengatakan, "Kamu harus memikirkan siapa yang membuat keputusan membom Irak ketika harus menyalahkan seseorang atas kematian saya."
James kembali berkata, "Saya bisa mati pada saat itu, John, ketika rekan satuanmu menjatuhkan bom kepada orang-orang yang telah menandatangani sertifikat kematian saya. Andai saya masih punya waktu. Saya berharap bisa mendapatkan kebebasan dan bertemu keluarga saya lagi. Namun kapal ini sudah membawa saya pergi. Saya kira saya hanya bisa berharap andai saya bukan orang Amerika."
Setelah sang jurnalis mengatakan itu di hadapan anggota IS, seseorang langsung mengeluarkan pisau berukuran besar dan mengarahkan kamera kepadanya untuk memberi peringatan kepada Presiden AS Barrack Obama.
Pria itu berkata, "Nah, sekarang tergantung padam, Obama, Obama, mengabaikan hak-hak orang Muslim untuk hidup aman di bawah pemerintahan Islamic State, hanya akan membawa dampak pertumpahan darah bagi orang-orangmu." Selanjutnya, pria itu menghilang dan muncul kembali dengan kelapa James yang sudah terpenggal.
Sebuah akun Twitter yang baru saja dibuat oleh keluarga James Rabu (20/8) malam menuliskan, "Kami mengerti, banyak di antara Anda mencari kebenaran soal video itu. Mohon bersabarlah hingga kami semua mendapatkan semua informasi yang jelas, dan teruslah panjatkan doa untuk James Foley."
Video berusarasi sekitar 5 menit itu sejak Rabu (20/8) malam sudah tak bisa lagi disaksikan di YouTube, setelah sebelumnya muncul dan dengan cepat tersebar ke seluruh penjuru dunia. Sementara itu, akun yang mengunggah video itu kini sedang diselidiki.
Seorang sumber dari pihak badan intelejen AS mengatakan, pihaknya sedang bekerja keras untuk memferivikasi asal-usul video tersebut hingga saat ini.
Intan Y. Septiani/Tabloidnova.com
Sumber MIRROR.CO.UK
KOMENTAR