Sandra lalu teringat kenangan indah perayaan hari kemerdekaan semasa tinggal di tanah kelahirannya, Pangkal Pinang. Setiap tahun, hari kemerdekaan menjadi hari yang ditunggu-tunggu. Mulai dari ikut upacara bendera, lomba lompat karung dan tali kerupuk, hingga pawai baju adat. "Di kampung perayaannya ramai sekali. Tidak cuma sehari, tapi seminggu. Latihan pawai dan persiapan kostumnya pun bisa sebulan sebelumnya. Kulit jadi hitam sekali karena kebanyakan berjemur di bawah matahari," kenangnya.
Di sepanjang jalan protokol di Pangkal Pinang, kisah Sandra, orang berbondong-bondong keluar rumah, mengunci pintu, dan membawa tikar serta kursi. Mereka duduk berjajar di kanan kiri jalan, menggelar tikar di bawah pohon nan rindang. Begitu rombongan pawai tiba, sorak sorai pun terdengar meriah.
Belum lagi tukang jajanan yang tumpah ruah, mulai dari aneka kerupuk, otak-otak, hingga beragam es, seperti es lilin dan es mambo. "Semua orang keluar, saling kenal, dan sangat terasa kekeluargaannya," ungkapnya yang kangen dengan masa-masa itu.
Banyak mimpi
Nah, segudang prestasi telah ditoreh dengan indah oleh Sandra, lantas apa lagi keinginannya? Sebagai seorang perempuan Sandra tentu punya mimpi untuk menikah. Hubungannya sekarang dengan pengusaha asal Papua, Harvey Moeis, yang sudah berjalan 9 bulan telah mendapat restu dari orangtua. Namun, tampaknya Sandra tetap tidak mau terlalu buru-buru dengan pasangannya yang lebih muda dua tahun itu.
"Aku ingin menggapai target-target pribadiku dulu. Jadi kelak setelah menikah aku bisa mendedikasikan diri untuk keluarga. Sebagai istri dan ibu yang baik seperti Mamaku," ungkapnya seraya menutup pembicaraan.
Model: Sandra Dewi, Foodstylist: Wina Kusnadi, Makeup Artist: Ian Rush (0817183158), Production Coordinator: Galih Dwi F, Foto: Eng Naftali / NOVA, Lokasi Rumah Sandra Dewi
KOMENTAR