Melaka adalah kota sejarah dengan bangunan yang ditinggalkan Belanda. Ada Museum Kesultanan dan lain-lain yang semuanya menjual wisata.
NOVA dan empat puluh dua media dan corporate diundang Tourism Malaysia dan Yayasan Melaka, Jumat- Senin (13-16 Januari) lalu. Dengan tema Fam Trip To Melaka yang sarat dengan Heritage, Melaka sudah membuka rute penerbangan Medan-Melaka dan sebaliknya setiap Senin dan Jumat.
" Saat ini sudah ada penerbangan langsung melalui Melaka Air yang mencarter pesawat Fire Fly. Penerbangan ke Melaka dari Medan dilakukan Senin dan Jumat. Pembukaan penerbangan langsung ini akan launching Jumat (20/1) di Hotel Arya Duta Medan sekaligus pembukaan sekretariat sekaligus pengukuhan pengurus Dunia Melayu Dunia Islam (DMDI) di Medan. Kami akan bawa 400 orang rombongan untuk menyemarakkan peresmian Melaka Air dan pengukuhan DMDI di Medan," kata Eksekutif Pelancongan Yayasan Melaka Air, Noraidah binti Hasyim.
Saat menginjakkan kaki di Melaka, jarum jam bergesar maju satu jam dari Medan.. Kota yang bersih, indah, dan nyaman ini dihuni sekitar 820 ribu penduduk. Tak ada angkutan kota atau bus yang sering kita jumpai di Indonedia tapi yang ada hanyalah taksi dan kendaraan pribadi seperti mobil dan sepeda motor. Melaka adalah bagian dari Negara Malaysia ini memiliki luas wilayah 1664 km.
Keunggulan negara bagian Melaka seperti yang sudah diketahui dalam sejarah merupakan sisa koloni tiga negara yakni Portugis, Belanda dan Inggris. Sampai saat ini banguan bersejarah tiga koloni itu bisa dilihat berupa Monumen A Famosa yang merupakan benteng peninggalan Portugis.
Tak hanya itu, monumen peninggalan Belanda seperti Stadthuys, Gereja St Paul dan Christ Chuech masih bisa disaksikan sampai saat ini. Masing-masing bangunan sejarah di Melaka mendapat pengaruh arsitektur dari tiga koloni tersebut. "Melaka dan George Town ditetapkan sebagai Kota Warisan Dunia ( World Heritage City ) oleh Unesco tahun 2008 lalu. Melaka juga disebut Negeri Bandar Kota Technologi Hijau," papar Idah.
Dan, tentu saja saat yang ditunggu-tunggu yakni mengunjungi penjualan suvenir Shop at Heritage Samudera di Jongker Street atau Jalan Hang Jebat. Wisatawan bisa membeli segala macam fhasion, sepatu, sandal, jam tangan, asesories, kacamata, berbaga dan lain-lain.
Para pedagang menggelar dagangan hanya Jumat, Sabtu dan Minggu malam saja. Mereka pedagang kaki lima dan memberikan penawaran dengan harga terjangkau. "Yang penting pintar-pintar menawar sajalah," kata Wesly, salah satu pengunjung asal Medan di K5 itu.
Ada lagi River Cruise di Bandara Hilir, Visiting Melaka House atau rumah Melaka di Bukit Katil. Di atas bukit disebelah rumah Melaka terdapat perigi. "Air diperigi itu tak akan kering walau berada di atas bukit. Airnya dingin, jernih dan banyak mineral. Kabar-kabarnya sih air itu bisa mendapatkan jodoh jika diminum."
Nah, rumah Melaka yang terdapat disamping perigi yakni rumah tanpa paku. "Rumah yang dibangun itu tak pakai paku, jadi paku dimasukan dalam sisi papan yang satu ke sisi papan yang lain."
Selanjutnya wisatawan bisa berkunjung ke Museum Lebah dan Wisata Taman Buaya Melaka (TBM). TBM dibangun sejak 1987 dan terdapat 116 ekor buaya. "Taman ini memiliki lahan seluas 13 hektar dan memiliki empat spesies buaya," ujar Sales and Marketing Executif TBM, Ida Sukma Abdul Halim.
KOMENTAR