Saya tunggu sampai waktu yang dijanjikan namun mamanya SS tidak datang dan BBM pun lama tidak direspon. Selama menunggu itu SS sangat ketakutan dan terus-terusan berkata kalau dia tidak mau pulang. Menurutnya kalau ketemuan pasti langsung dipaksa pulang seperti pelariannya sebelumnya.
Pukul 15.00 WIB saya dan SS berpisah karena saya harus menghadiri meeting, setelah itu saya hilang kontak dengan SS karena handphone SS off. Lalu saya bertanya kepada mamanya apakah SS sudah pulang ke rumah. Mamanya menjawab kalau mereka belum bertemu bahkan kemudian mamanya SS menuduh bahwa SS ada bersama saya pada saat itu dan keluar kalimat yang menurut saya tidak enak yaitu," Ini urusan orangtua dengan anak, ga usah ikut campur". Malam itu saya masih hilang kontak dengan SS.
5 Oktober 2012, SS muncul di kost saya sambil merengek dan memohon perlindungan dan pertolongan agar diperbolehkan numpang tinggal. SS bercerita bahwa semalam dia ada bersama 3 orang laki-laki dan satu orang teman mereka yang tidak SS kenal darimana asalnya, mengaku bernama Renny kost di daerah Tanjung Duren.
Saat itu saya terus membujuk SS agar segera pulang ke rumah, namun SS sangat takut untuk pulang ke rumah dan berkata ingin kost dan kerja saja. Saya tetap berkeras membujuk SS agar segera pulang. Berdamai dengan orangtuanya dan tetap memberi kabar kepada orangtuanya.
Saat itu saya berkata bahwa sebaiknya SS segera pulang atau paling tidak memberikan janji kepada orangtuanya kapan SS akan pulang. Akhirnya SS berjanji pada mamanya untuk pulang pada hari Selasa tanggal 9 Oktober 2012. Malam harinya saya dan SS nonton bioskop di Mall Taman Anggrek dan kemudian lanjut jalan-jalan ke Kemang atas permintaan SS. Saya dan SS pulang ke kost pukul 01.00 WIB.
6 Oktober 2012, malam hari sekitar pukul 22.00 WIB, SS minta difoto di parkiran Senayan, setelah itu saya dan SS clubbing di Arcadia Senayan sampai pukul 03.00 WIB.
7 Oktober 2012, SS bilang bahwa dia ada acara dinner dengan sepupunya sekitar pukul 20.00-21.00 WIB, saya hilang kontak. Sampai pukul 23.30 WIB dia ketok pintu kost saya. Karena dia tidak punya kunci dan tidak ada yang membukakan pintu, penjaga kost (Pak Muhidin) saya larang membuka pintu kost.
Namun rupanya SS ikut menyelinap masuk bersama penghuni kost lain yang masuk ke dalam kost pada malam itu. SS mengedor-gedor pintu kamar saya selama kurang lebih 30 menit dan membuat kegaduhan yang menganggu tetangga kost saya. Saat itu pukul 01.00 WIB dan banyak penghuni kost yang sedang beristirahat, saya tidak ingin kegaduhan itu mengganggu ketenangan istirahat penghuni kost lain. Saya dengan sangat terpaksa membukakan pintu kamar untuk SS.
8 Oktober 2012, saya sedang duduk dihalaman depan kost dengan SS berbincang-bincang dengan penjaga kost. Tiba-tiba datang beberapa orang yang kemudian saya ketahui sebagai petugas Kepolisian Sektor Penjaringan yang langsung membawa saya tanpa keterangan, tanpa surat apapun. Beberapa pria berbaju preman melakukan tindakan yang kasar dan melakukan pemukulan terhadap saya.
SS kabur kedalam dan langsung disusul oleh orang-orang itu , saat itu saya masih mendengar SS menelepon seseorang dan berkata bahwa dia tidak mau pulang dan mau disini saja.
Edwin
KOMENTAR