Brunei Darussalam, negara kecil yang terletak di pantai utara pulau Kalimantan ini memang kaya raya. Tak heran, pernikahan kerajaan Brunei selalu dilaksakan dengan megah dan meriah. Tahun 2007 lalu, ketika Sultan menikahkan Putera Mahkota, ia diperkirakan menghabiskan dana sebesar 5 juta dolar AS, atau sekitar Rp 50 milyar. Namun pernikahan kali ini, "Menghabiskan uang yang jauh lebih besar," kata Maya Kalman, pemilik Swank Production, sebuah perusahaan wedding planner ternama di New York kepada Yahoo! Shine.
Maya menambahkan, "Pernikahan mewah seperti ini biasanya mengalokasikan dana sebesar 1.000 dolar AS per tamu." Jika dikalikan dengan jumlah undangan dari Sultan Hassanah Bolkiah yang seakan tak terhingga, "Saya perkirakan biaya sejumlah 15 hingga 20 juta dolar AS (sekitar Rp 150 hingga Rp 200 milyar, Red.). Itu baru biaya puncak pesta, belum termasuk perayaan selama sepekan lebih yang kira-kira juga menghabiskan Rp 200 milyar lagi," ujar Kalman. Maka, apabila ditotal, pernikahan mewah ini diduga menghabiskan dana Rp 400 milyar!
Untuk apa saja uang sejumlah itu? Sebagian besar ternyata tersedot untuk pakaian. Gaun pengantin yang dikenakan Putri Hafizah di hari Minggu (23/9) saja harganya mencapai 20 ribu dolar AS atau sekitar Rp 190 juta. Gaun bernuansa emas dan beige ini menggunakan kain sepanjang 18 ribu meter, seluruhnya direnda dengan taburan permata. Renda khusus ini berharga nyaris Rp 2 juta per meter. "Mempertimbangkan sang mempelai ganti baju tiga kali sehari selama 10 hari, biaya untuk pakaian bisa mencapai Rp 4 milyar," ujar Saukok Tiampo, pemilik 57Grand, lini busana khusus baju pengantin di Amerika, seperti ditulis Yahoo! Shine.
Baju-baju mempelai pria juga tak kalah mahal. Salah satu baju yang dikenakan Ruzaini, "Adalah pakaian formal yang harganya bisa mencapai 1.000 dolar AS atau Rp 95 juta," lanjut Tiampo. Bahan yang digunakan berasal dari serat nanas yang dijahit dengan benang emas. "Kain dari serat nanas ini teksturnya tipis namun lembut. Cocok dipakai di daerah tropis yang panas, tapi tetap terlihat formal," ujarnya sambil menambahkan, benang emas yang dipakai untuk menjahitnya berharga ratusan dolar per meter.
Biaya lain yang juga perlu dikeluarkan oleh keluarga kerajaan ini antara lain untuk transportasi. Pawai keliling Bandar Seri Begawan dengan Rolls Royce beratap terbuka bersepuh emas tentu butuh biaya besar pada sektor keamanan dan pengendalian massa.
Belum lagi biaya untuk ribuan tamu yang datang. "Mereka, kan, tak mungkin hanya tinggal di satu tempat. Mereka juga butuh berkendara di dalam kota," tambah Kalman. Nah, soal kendaraan ini, Sultan menyiapkan moda transportasi berbeda-beda. Para kepala negara, lanjut Kalman, tak mungkin diakomodasi dengan shuttle bus. Maka, "Setiap kepala negara disewakan sebuah Rolls Royce. Untuk satu kali event, sewa mobil mewah ini mencapai 200 dolar AS atau nyaris Rp 2 juta sebuahnya. Maka per acara, Sultan harus menyiapkan setidaknya Rp 1 milyar untuk mobil saja." Ini belum termasuk sewa pesawat pribadi untuk tetamu penting.
Untungnya, sebut Kalman, tak seperti di Amerika atau negara lainnya, tradisi pernikahan di Brunei Darussalam tak menggunakan bunga. Ini terlihat dari foto-foto upacara pernikahan Hafizah dan Ruzaini yang tak dihiasi sekuntum bunga pun. "Padahal biasanya porsi dana untuk bunga cukup besar," tutupnya.
Kisah seorang putri raja yang jatuh cinta kepada pemuda dari kalangan rakyat biasa ternyata juga terjadi di Brunei Darussalam. Hafizah, putri kelima Sultan Hassanal Bolkiah dan Ratu Saleha yang memiliki gelar di bidang administrasi bisnis, menambatkan hatinya kepada Ruzaini, pegawai negeri sipil di kantor sang ayah.
Hafizah yang lahir pada 12 Maret 1980, di masa sekolahnya adalah seorang murid yang cemerlang. Lulus dengan gelar kehormatan dari Universiti Brunei Darussalam pada 2002, ia lantas bekerja di Kementerian Keuangan. Selain pintar, Hafizah juga dikenal saleh dan sopan.
Sementara itu, Ruzaini yang lahir pada 18 Januari 1983 juga merupakan pegawai pemerintahan yang berprestasi. Ruzaini adalah anak kedua dari lima bersaudara. Kakak tertuanya seorang pebisnis, sementara beberapa saudaranya yang lain bekerja di berbagai sektor Kementerian Brunei Darussalam. Sejak 2009, ia menjabat sebagai Special Duties Officer di Kementerian Ekonomi dan Keuangan.
Menurut situs resmi kerajaan Brunei Darussalam, www.pmo.gov,bn, Ruzaini juga pernah bertugas di berbagai event internasional sebagai utusan dari Brunei.
Astudestra Ajengrastri/berbagai sumber
Foto: gettyimages, WENN.com
KOMENTAR