Hasilnya, pihak sekolah yakni Yayasan Pondok Indah Don Bosco yang diwakili oleh Ir.R. Ibnoe Markatab, MM, Manager Pendidikan YPI Don Bosco, menyatakan akan segera melakukan tindak lanjut setelah proses mediasi.
"Kami akan memberikan sanksi edikasi, dimana pada suatu waktu akan dikembalikan pada orang tua. Sementara mereka akan diwajibkan ikut dalam konseling dengan ahli dan psikolog. Tujuannya membantu mereka yang kelebihan energi dikembalikan normal. Begitu pula bagi korban yang trauma dan menjadi 'kurang' akan dikembalikan normal. Baru nanti dikembalikan pada sekolah," ungkapnya.
Soal berapa lama mereka akan dilakukan konseling, menurut Ibnu akan relatif bergantung pada rekomendasi para ahli yang menangani. "Kalau misal, dua hari sudah dikatakan pulih, kenapa tidak dikembalikan ke sekolah," ungkapnya lagi.
Masih menurut Ibnu, sepakat dengan Kak Seto pihak sekolah juga akan menggaris bawahi kejadian ini untuk lebih menekankan pada isu akhlak anak-anak didik. Apalagi, kasus yang akhirnya menjadi urusan Polda Metro Jaya ini memberikan dampak yang besar bagi sekolah maupun anak-anak didik yang lain.
"Tapi perlu kami klarifikasi kembali, kejadian ini terjadi diluar jam sekolah, diluar lingkungan sekolah dan diluar MOS. Walaupun kami pihak sekolah tetap menyatakan terkait karena mereka anak-anak kami," ujarnya menepis anggapan sekolah tak ingin disangkut pautkan dan tutup mata dengan kejadian ini.
Disinggung kemungkinan mengeluarkan anak didik dari sekolah, menurut Ibnu ini masih belum dibicarakan. Kendati jika psikolog menyatakan tak bisa diperbaiki, sekolah akan berbesar hati melaksanakan sesuai rekomendasi para ahli tersebut. Begitu pula jika mereka menganggap lebih baik perkara ini menjadi urusan pak polisi.
Sesaat setelah Ibnu memberikan pernyataan, Wijaya orang tua Jamie (salah satu korban bullying), menyatakan pihaknya sudah ikhlas dengan hasil mediasi. "Yang penting jangan sampai terulang lagi," ujarnya sembari berlalu.
Laili
KOMENTAR