Dari kesaksian Handoko didapat fakta rekaman mobil hitam yang diperkirakan dikendarai Afriani cs, melaju kencang ke arah patung Tugu Tani. "Sayangnya, CCTV hanya memantau dari depan jalan raya Ridwan Rais depan gedung Alia, tidak sampai halte Tugu Tani. Cuma lewat saja, karena CCTV itu memang hanya untuk memantau kebun dan jalan gedung kami saja," ungkap Handoko di persidangan.
Indarto yang di hari kejadian sedang berada di dekat TKP di Kementrian Perdagangan mengaku sempat mendengar suara seperti ledakan. "Saya kira ada salah satu genset yang meledak di kantor Kemendag. Tak berapa lama, sekuriti yang di depan memberitahu lewat HT kalau ada kecelakaan di dekat kantor," ungkap Indarto.
Setelah diberitahu, Indarto segera meluncur. Mengambil inisiatif mencegat mobil bak untuk dijadikan sarana mengangkut para korban. "Waktu evakuasi, 7 orang meninggal ditempat. Soal ada yang meninggal diperjalanan, saya tidak tahu karena hanya membantu di TKP," imbuhnya.
Saksi-saksi berikutnya, Febrian menyatakan Afriani sempat pesta miras di cafe tempatnya bekerja. Dan, saksi sekaligus korban, Indra Gunawan mengaku sempat mendengar suara deru mobil yang digas kencang sebelum rombongannya digilas Xenia yang dikendarai Afriani Cs.
Usai kesaksian Indra yang sekaligus menutup sidang, Afriani tergesa-gesa menyambar mic dan mengatakan, "Maafkan saya Indra. Mohon dimaafkan, semoga Indra baik-baik saja ya.."
Indra dan keluarga mengaku tak ada dendam pribadi pada Afriani. Bahkan Ariyati, ibunda Indra sempat menyuruh anaknya salaman dahulu dengan Afriani sebelum meninggalkan sidang.
Laili
KOMENTAR