Saya diperkenalkan ke Agn oleh Papa. Tadinya dia hanya bertugas melindungi saya dari teror-teror Husein.
(Menurut Chandra, yang bertugas mengawal Ing sehari-hari sebenarnya anak buah Agn. Para bodyguard ini dibayar sebesar Rp 50 ribu sehari, sementara Agn menerima bayaran Rp 1 juta per bulan. "Tapi hingga peristiwa ini terjadi, saya tidak tahu jika Agn langsung menghubungi Ing atau sebaliknya. Itulah yang saya sesalkan sampai sekarang. Agn menjerumuskan anak saya!" ujar Chandra geram.)
Benar Anda memberi uang ratusan juta kepada Agn?
Awalnya saya beri Rp 10 juta. Katanya, itu untuk biaya konsultasi. Semula saya hanya minta pendapat dia tentang teror dari Husein. Dia memberi saya dua pilihan. Yang pertama, "memberi pelajaran". Saya artikan kata-kata ini sebagai memukuli Husein. Tapi konsekuensinya, kata Agn, Husein bisa membalas saya lebih parah. Yang kedua, dia beri pilihan untuk "menyelesaikannya". Saya tangkap kata-kata ini sebagai membunuh Husein.
Saat itu saya langsung menolak. Saya bilang ke Agn, "Saya tidak mau main-main dengan nyawa orang. Saya ini bukan Tuhan." Dari awal pun saya tidak ada maksud atau berpikiran untuk membunuh atau menghilangkan nyawa orang lain.
Lantas kenapa memberi uang kepada Agn?
Dia memang minta Rp 200 juta. katanya untuk jaga-jaga saja kalau nanti saya berubah pikiran. Jujur, saat itu pikiran saya memang kalut. Di satu sisi, saya depresi oleh ancaman-ancaman Husein yang semakin lama semakin intens. Saya sampai harus dirawat di RS karena depresi. Di sisi lain, Agn terus mendesak saya untuk segera menyerahkan uang. Saya bilang, "Saya tidak punya uang tunai sebesaar itu." Dia jawab, "Kalau tak punya uang, sini berikan saja perhiasan." Lagi-lagi karena pikiran kalut, saya serahkan perhiasan ke Agn untuk dijual.
Di hari kejadian itu, Jumat (4/5), Husein bilang akan ke rumah untuk menjemput Sa dan menghabisi orangtua saya. Karena takut, saya menghubungi Agn. Bukan untuk membunuh Husein, tapi untuk menjaga saya jika Husein berbuat nekat. Saat saya telepon, dia hanya bilang, "Akan saya bereskan." Benar saja, Agn datang setelah Husein sampai di depan rumah. Saya pikir mereka berdua bersitegang di depan rumah. Saya tak tahu apa yang terjadi karena saya memang tidak ke luar rumah atau mempersilakan Husein masuk. Yang jelas, saya lalu mendengar ada suara tembakan dua kali. Saya langsung lemas.
Saya tidak berani menebak-nebak. Tapi sekitar 45 menit setelah suara tembakan, Agn menelepon saya dan bilang semua sudah beres. Dia juga melarang saya ke luar pagar. Saya masih tidak tahu alasannya. Tak lama kemudian, banyak polisi datang ke rumah. Besoknya, Sabtu (5/5), saya dijemput polisi untuk bikin BAP (Berita Acara Pemeriksaan) dan diperiksa selama 36 jam nonstop tanpa didampingi pengacara. Selanjutnya, ya, seperti yang Anda lihat, saya ditetapkan jadi tersangka.
Bagaimana menghadapi ancaman hukuman 20 tahun penjara? Terpikir soal karier?
KOMENTAR