Es Krim Jamu Beras Kecur Paling laku
Rumah di jalan Kayu Manis Timur No 3, Matraman, Jakarta Timur itu terlihat teduh dari luar. Berbagai tanaman dalam pot dan balai bambu menghiasi bagian depan rumah dengan plang bertuliskan "MBAK RETNO" itu. Di kediamannya itulah, Retno Widiwati (57) membuka praktik sebagai terapis dan praktisi obat herbal alias jamu. "Saya mengenal obat sejak kecil. Sambil bermain, saya menanyakan nama berbagai rempah sampai hafal. Saya juga sering mengintip saat kakek saya mengobati orang," ujarnya membuka obrolan.
Salah satu revolusi Retno saat ini adalah mengolah jamu menjadi es krim. Awalnya, Retno mencoba membuat es krim jamu tanpa campuran apa pun. Namun, es krim yang dihasilkan kurang sempurna. "Setelah bertanya-tanya pada pembuat es putar, saya dapat resep yang pas," ujar Retno yang berkali-kali melakukan trial dan error sebelum berhasil.
Pembuatan es krim jamu ternyata sederhana dan dikerjakan manual dengan tangan. Ramuan jamu yang telah dicampur dengan tepung tapioka dan gula dimasukkan dalam alat seperti termos bernama bos. Setelah ditutup rapat, alat ini kemudian diputar-putar di dalam wadah yang sudah diisi dengan es batu yang dicampur dengan garam kasar agar tidak mudah mencair saat bos diputar. Dalam waktu sekitar 15 sampai 20 menit, es krim jamu siap untuk dinikmati.
Menurut Retno, hampir semua jenis jamu bisa dijadikan es krim. "Kunyit asam, beras kencur, bandrek, semua jamu bisa. Tapi yang paling diminati adalah beras kencur," jelasnya. Ia juga meyakinkan bahwa meski jamu telah menjadi es krim, jamu akan tetap terasa hangat di badan dan semua orang dari segala umur bisa menikmati es krim jamu ini. "Makanya ini saya namakan revolusi jamu. Selama ini jamu untuk menakut-takuti anak kecil. Tapi sekarang, setiap orang bisa minum jamu dengan enjoy karena bentuknya es krim," ujar pemilik hak paten atas beberapa obat herbal dengan merek Jamu Honocoro ini.
Ada yang unik dari usaha kecil menengah (UKM) yang dilakoni Lie Lie di Medan. Selain membuat jus kemasan dari buah-buahan yang banyak ditemui sehari-hari, Lie Lie tak sungkan mengolah buah langka seperti pala dan jeruk kesturi menjadi minuman nikmat. "Awalnya saya bikin jus kedondong," kata Lie Lie saat ditemui di Jl. S Parman, Gang Pasir, Medan.
Saat ini sudah ada 8 jenis jus yang dipasarkan Lie Lie, diantaranya adalah jus jeruk kesturi, kedondong, nenas, mangga, belimbing madu, rosella, pala dan teh mahkota. "Kalau mahkota dewa, karena diminum untuk tujuan kesehatan, maka saya olah menjadi teh," ujarnya.
Tak sulit mengolah semua bahan menjadi minuman lezat. Untuk membuat jus buah pala, misalnya, "Buah pala diambil sarinya dan dimasak dengan gula. Waktu pembuatannya cukup lama dan butuh teknik tersendiri. Khasiatnya bisa menghangatkan tubuh dan mengurangi susah tidur." Sementara itu, pembuatan jus jeruk kesturi bisa lebih repot lagi. "Kulit buahnya harus digiling halus. Bisa makan waktu seminggu mengerjakannya," ujar Lie Lie yang membuat mesin penggiling sendiri. "Soalnya tidak ada yang jual di pasaran."
Namun kerja keras Lie Lie terbalas. Dalam sebulan, ia bisa menjual ratusan botol jus pala dan jeruk kesturi. "Banyak juga yang beli buat oleh-oleh. Jus saya ini tahan hingga dua bulan," kata perempuan yang pernah mendapat penghargaan UKM Pangan Award 2011 di Bali untuk Kategori Produk Minuman Kemasan Kelompok Usaha Mikro oleh Menteri Perdagangan Dalam Negeri ini.
Tak perlu merogoh kocek terlalud alam untuk menikmati jus buatan Lie Lie. Jus jeruk kesturi, pala dan mahkota dewa masing-masing dihargai Rp 20 ribu hingga Rp 25 ribu saja.
KOMENTAR