Tahap Ketiga: Menulis yang Baik
Naning menyebutkan ada beberapa bentuk tulisan. Yaitu asal menulis saja, lebih teratur sedikit yang disebut fun writing, tulisan yang agak unik, dan melangkah berikut ke tingkat sastra.
Dikatakan Naning, belakangan ini dengan semakin populernya jejaring sosial, "Ini merangsang orang untuk menulis. Enggak apa-apa menulis seperti ini. Namun untuk proses berikutnya, alangkah baiknya bila bisa menulis dengan baik. Misalnya bikin kalimat dengan bahasa yang enak. Yang dikemukakan sederhana tapi bisa menyentuh."
Tak kalah penting pemilihan penggunaan kata, kalimat, dan tanda baca yang baik. Juga cara membuat judul yang baik. Di titik ketika Anda mulai serius, Anda bisa belajar menulis di lembaga penulisan yang belakangan ini banyak ditawarkan. "Saya menyarankan, hati-hati memilih lembaga menulis yang baik. Lihat dulu kredibilitas orang yang membuat lembaga itu."
Naning mengatakan, belajar tidak hanya lewat kursus. "Bisa juga menimba pengalaman kreatif dari para pengarang dan penulis yang telah berkarya. Atau juga bisa belajarsendiri melalui buku-buku teori creative writing." Semakin rajin meluangkan waktu menulis, Anda pun akan bisa menulis dengan baik.
Setelah tulisan yang baik sudah selesai, lantas bagaimana? Anda perlu menyosialisasikannya. Rasanya pasti senang bila tulisan Anda bisa dibaca orang lain. "Cara paling gampang, ya, bikin blog. Itu cara murah dan meriah. Banyak contoh, tulisan-tulisan yang menarik di blog bisa diterbitkan menjadi buku."
Bagi Naning, salah satu puncak dari proses menulis adalah ketika karya kita terbit dalam wujud buku dan dipajang di toko-toko buku. "Itu luar biasa. Bohong jika ada penulis yang mengatakan biasa-biasa saja ketika karyanya terbit," ujar Naning.
Saat ini, menurut Naning, merupakan era emas dan kesempatan besar untuk menjadi penulis. "Sekian tahun lalu, biasanya penerbit hanya mau menerbitkan karya penulis yang sudah punya nama. Sekarang ini siapa pun bisa, asalkan materinya menarik."
Selain itu, sekarang juga banyak penerbit yang membutuhkan materi tulisan. "Saya sendiri punya setidaknya relasi 90 penerbit. Dengan makin banyaknya penerbit, tentu peluang bagus bagi seorang penulis."
Bahkan, Anda tak perlu menggantungkan diri pada penerbit. "Zaman sekarang tidak ada yang sulit. Menerbitkan buku sendiri juga gampang. Banyak, kok, percetakan yang bisa diajak kerja sama. Mau cetak dalam jumlah belasan eksemplar juga bisa," kata Naning.
Tahap Kelima: Mempromosikan Buku
Bagi Naning, sekarang ini bukan hal tabu bagi penulis untuk mempromosikan karyanya. Bahkan, menjadi sebuah keharusan. Dengan minimnya biaya promosi dari penerbit, penulis mesti ikut berjuang mengenalkan karyanya kepada khalayak. Jangan biarkan buku Anda bertarung sendirian di toko buku. "Caranya lewat jejaring sosial. Bisa lewat Facebook, Twitter, dan cara efektif lewat SMS. Makanya kita mesti rajin menjalin relasi. Tak perlu ragu mengirim SMS kepada relasi untuk menawarkan karya kita."
Lima tahap ini bisa menjadi bekal bagi Anda untuk menjadi penulis. Namun, Naning mengingatkan, ada beberapa hal juga yang membuat Anda gagal jadi penulis. "Ragu-ragu, malu-malu bila menulis ketahuan suami atau pasangan, tidak serius menulis, dan tidak punya ambisi punya karya."
Naning juga mengingatkan, jangan buru-buru berpikir soal honor dari hasil tulisan. "Nama tenar dan materi hanya imbas dari profesi sebagai penulis. Yang penting cobalah berkarya dulu." Nah, tahap demi tahap sudah dipaparkan Naning Pranoto. Anda pun bisa segera jadi penulis!
Henry Ismono
KOMENTAR