Kulkith mulai dikenal saat dipamerkan di Inacraft pada April 2009. Dari dua lusin sepatu dan sandal yang habis terjual, Agnes mulai kebanjiran order. Tak mau pusing, ia memilih jualan di dunia maya (online). Peminatnya tak hanya dari Jabodetabek, tapi juga kota besar lainnya di Indonesia. "Ongkos kirim ditanggung sendiri. Kalau motif sudah tak ada lagi, dihapus dari website."
Hebatnya, Agnes juga mampu melebarkan pemasaran Kulkith hingga ke Malaysia dan Belanda. Selain memenuhi pesanan untuk ekspor, ia juga rutin mengirim sepatunya ke Malaysia dan Kanada. Dengan harga terentang dari Rp 130-250 ribu, Agnes menyediakan beragam model seperti flat shoes, heels, boot, dan sandal.
Kini setiap bulan Agnes mampu menghasilkan hingga 380 pasang sepatu. Omsetnya pun lumayan, Rp 60 juta per bulan. Tentu saja ini belum termasuk pesanan menjelang Lebaran dan pameran yang diikuti. Dengan keuntungan 30 persen, Agnes bersyukur telah mampu membiayai kuliah dan hidupnya sendiri di usia muda. "Kini saya punya lima orang perajin. Tinggal kasih desain dan detail, mereka sudah mengerti dan langsung menyiapkan sol, bahan pelapis, hingga tali sepatu."
Lalu bagaimana cara menjaga sepatu berkain batik ini agar tetap awet? Jika kotor cukup dicuci hati-hati dengan memakai sampo. Lalu dikeringkan dengan cara diangin-anginkan. Agar warna tak pudar, hindari menjemur di bawah terik matahari langsung.
Nove, Ade Ryani / bersambung
KOMENTAR