Satu hari saya iseng-iseng search nama Alief di internet. Ternyata saya menemukan link di situs bukalapak.com dan tokobagus.com. Semula saya ragu, kok, Alief jualan part sepeda. Lalu saya kontak, pura-pura mau beli dagangannya. Saya ajak ketemu di sebuah mal. Dan ternyata, dia anak saya. Senang, bahagia, dan tentu terharu bisa kembali bertemu Alief.
(Alief memang hobi merakit sepeda fixie dengan part kelas menangah ke atas. Karena sering ganti-ganti part, banyak peralatan sepeda yang mengganggur lalu dijualnya di forum jual-beli di internet. Saat menjual pelek sepeda, ia dikontak pembeli yang tertarik. Ternyata calon pembeli itu ibunya sendiri.)
Apa yang diceritakan Alief?
Dia ingin tinggal bersama saya. Tapi yang mengejutkan, ternyata dia cerita sempat dianiaya ayahnya. Sebagai seorang ibu tentu saya iba. Akhirnya Alief mengajak adiknya pergi diam-diam dari rumah dan tinggal bersama saya.
Enggak takut dituduh membawa kabur anak?
Lho, salah saya di mana? Saya ini masih istri sah dan saya membawa mereka itu hak saya sebagai seorang ibu. Kecuali kalau hak asuh mereka ada di tangan suami, mungkin saya salah mengajak mereka tinggal di rumah saya. Saya tidak melanggar aturan apa pun.
Lalu apa rencana selanjutnya?
Saya ingin menuntut cerai dan hak perwalian anak.
Bagaimana dengan harta gono-gini?
Saya tidak memikirkan harta. Saya punya pekerjaan dan sejumlah usaha. Lihat sendiri, kan, saya ke sini bawa mobil Alpard. Yang ingin saya perjuangkan hanya soal status saya dan hak asuh anak. Sudah bertahun-tahun status saya digantung. Saya ingin semua cepat selesai.
Saya hanya ingin segera cerai dan mendapat dapat hak asuh tiga anak kami. Itu yang akan saya perjuangkan.
KOMENTAR