Sekolah Alam
Pembangunan yang terjadi beberapa tahun belakangan ini membuat lahan hijau kian berkurang. Jika Anda termasuk orangtua yang ingin sang buah hati merasakan nikmatnya belajar dan bermain di antara kesejukan pepohonan, tak ada salahnya melirik sekolah yang menawarkan konsep sekolah alam (SA).
Seperti namanya, SA adalah sekolah yang tak melulu melakukan proses belajar mengajar di dalam ruangan. Tak jarang ruang kelas hanya berupa saung atau rumah tradisional yang biasa dibuat petani. Setiap SA memiliki metode berbeda dalam membuat kegiatan belajar-mengajar yang menyenangkan. Sebut saja Sekolah Alam Indonesia (SAI) Ciganjur dan Sekolah Alam Bintaro (SAB) yang visi dan misi utamanya adalah memberikan perubahan kepada anak-anak. Di dua SA ini, proses pembelajaran berlangsung bersama dan berada di alam.
Ruang kelas yang berbentuk rumah panggung hanya sebagai sarana untuk istirahat atau belajar teori beberapa saat saja. Sepulang sekolah, anak-anak juga tidak dibebani lagi dengan PR seperti siswa sekolah konvensional pada umumnya. SAI juga merupakan sekolah inklusif, yakni menerima siswa berkebutuhan khusus.
Melalui SA, anak diajak belajar secara aktif, tak seperti sekolah konvensional yang hanya dijejali pelajaran. Dengan teknik seperti ini, bisa segera diketahui minat dan bakat anak sehingga dapat diasah lebih lanjut. Akibatnya, meski secara garis besar kurikulum SA tetap mengikuti Departemen Pendidikan Nasional (Diknas), kurikulum yang diterapkan SA juga disesuaikan dengan kemampuan siswanya.
Sekolah Berasrama (SB) atau boarding school sebenarnya bukanlah barang baru di Indonesia. Sudah lama kita mengenal konsep pendidikan pesantren. Meski berlandaskan agama, pendidikan yang diberikan di pesantren tak melulu seputar agama karena pesantren pun memberikan pendidikan umum setara tingkat SD, SMP dan SMA.
Seiring waktu, bermunculan SB di Indonesia tak selalu berlandaskan agama, bahkan ada pula SB yang bercorak militer. Kendati konsepnya kuno, sebagian orang menganggap SB sebagai pilihan tepat di kehidupan modern. Apalagi jika kedua orangtua sibuk bekerja sehingga tak bisa mengawasi pendidikan dan kehidupan anak sepanjang hari.
Selain mendapatkan pendidikan yang baik, SB dianggap sebagai tempat sosialisasi yang sempurna karena anak dapat berinteraksi dan bersosialisasi dengan siswa lain dari beragam latar belakang. Keungulan SB dibanding sekolah konvensional adalah tidak memiliki keterbatasan waktu dalam memantau setiap detik pertumbuhan anak didiknya.
Edwin Yusman F / bersambung
KOMENTAR