Jadi guru memang harus kreatif, termasuk ketika alat peraga untuk kebutuhan mengajar tak tersedia lantaran benturan dana. Indri Masruroh (24), pengajar TK Dharma Wanita, Desa Plancungan, Kec. Slahung, Ponorogo membuktikannya lewat aksi nyata. Ia membuat Alat Peraga Edukatif (APE) dari bahan apa saja yang bisa ditemukannya. Kardus bekas, biji-bijian yang diwarnai, ranting, dan dedaunan kering disulapnya menjadi APE yang menarik bagi anak-anak didiknya.
"Teknik mengajar di TK, kan, lebih banyak menggunakan permainan untuk melatih sisi kognitif, kreativitas, karakter, dan sebagainya. Jangankan membeli alat peraga, menyebutkan gaji bulanan saja malu saking kecilnya," ujar Indri yang masih menjadi mahasiswi Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STIKIP) PRGI Ponorogo ini.
Namun memang bukan uang yang Indri cari ketika memutuskan menjadi guru TK. "Bagi saya dunia anak sangat menyenangkan," ujarnya penuh semangat. Ia percaya akan pentingnya pendidikan dini bagi pembentukan karakter seorang anak. Maka dari itu, Indri tak segan mengajak anak-anak didiknya untuk membuat sendiri alat belajar dan bermain dari bahan apa saja yang bisa ditemukan di sekitar.
"Dari aktivitas itu saya ingin menanamkan nilai-nilai kehidupan pada anak. Untuk mendapatkan sesuatu harus melalui perjuangan," tukasnya. Di bawah asuhannya, siswa didiknya kerap memenangi lomba pembuatan APE yang memang rutin diadakan. "Alhamdulillah jadi juara pertama baik di tingkat kecamatan, kabupaten, maupun provinsi di Jatim."
Kreativitas Indri ini dilirik oleh Radio BBC Indonesia. Radio yang berbasis di London, Inggris tersebut kemudian menjadikannya sebagai Pemuda Inspiratif dan menjadikannya pembicara di Universitas Haluoleo, Kendari. "Saya juga kerap jadi pembicara di workshop dan seminar tentang pembuatan mainan edukatif."
Astudestra Ajengrastri
KOMENTAR