"Saya berusaha ikhlas, meski tak akan semudah itu melupakan mereka . Ini semua memang sudah takdir."
Suasana duka juga sangat terasa di keluarga Slamet Riyadi. Di halaman rumahnya di Desa Tebul Timur, Kec. Pegantenan, Pamekasan dipenuhi oleh tamu. Halimah dan anaknya bungsunya Fahmi memang sudah dimakamkan. Namun, Slamet Riyadi bersama anaknya Unsi Kamilatun, sampai saat ini masih dirawat di rumah sakit di Jember karena luka berat. "Unsi mengalami luka serius. Selain limpanya pecah, lengannya dan kakinya patah. Kondisi Slamet Riyadi sudah mulai membaik," kata Choirul Anwari (27) keponakan Halimah.
Choirul merasa berat menyampaikan kabar duka itu kepada Slamet. "Sampai kemarin, Slamet dan Unsi belum tahu Halimah dan si bungsu sudah meninggal. Setelah kejadian, mereka berdua kan tidak sadarkan diri," papar Choirul.
Meski Slamet Riyadi berulang kali menanyakan keadaan anak dan istrinya, keluarga yang menunggu di rumah sakit Jember berusaha menutupi keadaan sebenarnya. Semua ini dilakukan agar Slamet tidak semakin tergoncang. "Makanya saya tidak tahu bagaimana kelak kalau dia sampai tahu kejadian sesungguhnya," ujar Choirul.
Yang tak kalah memilukan, lanjut Choirul, adalah kondisi Misda (70) ibu dari Halimah juga Syamsul Arifin. Karena sudah tua dan mempunyai gangguan pendengaran, pihak keluarga tidak berani memberitahukan secara gamblang musibah itu. "Nenek baru tahu saat ambulans yang mengantarkan jenasah datang ke rumah. Karena terkejut, nenek nangis habis-habisan," cerita Choirul.
Choirul pun berharap, keluarganya yang meninggal mendapat tempat teduh di sisi Allah.
Gandhi Wasono M.
KOMENTAR